Lukisan Pamela Dodds (2022) |
Dermaga dan
Ombak Basmalah
M. Taufan Musonip
Hari ini kami hanya ingin menikmati. Perbekalanmu yang kau kirim dalam kapal Basmalah. Ramadhan membuat kami baru memahami. Kami sekadar dermaga pasrah yang sepi dari ombak rahmatmu.
Esok barangkali orang-orang asing akan kembali datang. Menjejak kami, menuju pasar di negeri nun jauh. Selama bertahun-tahun kami sibuk melayani mereka. Bahkan kami tak sempat melihat terangnya lampu mercusuar yang menangkap gerakmu dari teluk-teluk yang tak henti dilayari.
Ombak yang Engkau giring melalui kapal Basmalahmu. Kini menepikan ikan-ikan. Anak kami girang menampungnya ke keranjang.
Apakah tanpa ramadhan ikan-ikan ini tak datang bersama ombak?
Tanya mereka.
Lalu mereka mendengar indahnya lenguh suara menara pembakaran penggerak KapalMu.
Engkau
Bagi Kuntowijoyo
M. Taufan Musonip
Wahai engkau yang gugurkan mimpi
Jadi merpati dan selembar tirai
Keluarlah, dari pintu rumah filsafatmu
Aku ingin berbincang tentang kehidupan sehari-hari
Wahai engkau yang setia menjaga pena
Menjadikan kebun-kebun laksana taman-taman
Ceritakanlah tentang matahari yang sinarnya merembes
Di pucuk-pucuk pohon dan di dada-dada kaum tani
Wahai engkau yang pandai menghayati aroma kopi
Menjadikan pahit mutiara Al Faqoh
Sampaikan lah tentang risalah Abu Yazid Bustami
Yang menyebarkan cahaya syafaat tuk musuh-musuhnya
Wahai engkau guru transendenku
Aku duduk dengan selembar kertas kosong
Menantimu, dalam jiwa emanen
Di ambang pintu filsafatmu yang mengajarkan rasa tenang
Bumi dan Api Karomat
Bagi Al Ustad Muhammad Taufik
M. Taufan Musonip
Api karomat yang memancar
Di antara gedung-gedung pencakar langit
Kau simpan di dadamu, tujuh indra
Yang melambang khazanah malakutmu
Engkau duduk di antara para proletar
Yang meminum perasan mawar Syech Mursyid
Sementara kau memeras pikirmu
Agar ilmumu dapat dimengerti bumi
Bumi dan api karomat di dadamu
Adalah kini yang kau terima lapang dada
Tak ada lagi embusan angin mistik dari pohonan tua
Yang ada pikiran-pikiran yang diperas menjadi keyakinan