Selasa, 20 November 2018

Anak Punk Bertemu Rosulullah

Anak Punk Bertemu Rosulullah

Suatu kali Anak Punk bermimpi bertemu Rosulullah SAW. Malam itu ia terjaga,  menangis sesenggukan,  di dalam mimpinya Rosulullah menunjukan satu jalan yang di ujungnya penuh cahaya.

"Ya,  Allah,  aku yang berlumuran dosa seperti ini,  kau pertemukan aku dengan KekasihMu?" sebuah nama dari doa yang sudah sekian lama tidak ia sebut.

Ia berjalan ke luar gubuk dari kardus, di kolong jembatan. Ia melihat rembulan terang benderang. Kembali ia menangis. Dahulu dia pernah menangis seperti ini,  tatkala kedua orangtuanya bercerai.  Ibunya memilih bekerja menjadi TKW. Sampai saat ini tak ada kabar. Dahulu ia menangis,  membayangkan jika Muhammad hadir di zaman kini,  Sang Nabi yang sangat mencintai orang papa itu,  tentu ia akan mendapat tempat mengadu. Bayangan itu muncul setelah ia khatam membaca Al Qur'an. Setelah itu entah kenapa ia malah memilih tempat yang salah. Mencintai kebebasan untuk melupakan masa lalu dan kesulitan hidup. Tapi sekarang ia dipertemukan dalam mimpi dengan rosulullah,  ia menangis,  ia seperti ditunjukan jalan ke tempat yang terang.

Tak lama adzan subuh berkumandang,  ia masih menangis mengikuti suara panggilan itu. Ia berwudhu. Seseorang menepuk punggungnya. Ia adalah seorang Merbot. Orang tua yang setia menjaga mushola itu,  yang pernah beberapa kali mengajak anak-anak Punk untuk solat. Dan setiap tahun selalu membagi daging kurban. Melihat Anak muda berlinangan air mata,  ia tertawa:

"Nape Lu Tong,  kelaperan ya?"

Anak Punk,  menggelengkan kepala. "Kagak Beh,  Ane cuman mau solat."

"Alhamdulillah,  Tong!"

Setelah solat Anak Punk tak berhenti menangis. Sang Merbot mengajaknya sarapan. Tapi anak muda itu enggan menceritakan pertemuannya dengan Rosulullah malam itu. Hanya bertanya terbata-bata:

"Ba baabe, pernah ketemu Nabi Muhammad dalam mimpi?"

Sang Merbot tersenyum,  "Siapapun bisa bertemu Rosulullah,  Tong,  asal kite udah benar-benar merasa dekat melalui solawat dan prilaku sesuai yang dicontohkannya. "

Mendengar itu Anak Punk kembali menangis.

Nov 2018

Kamis, 15 November 2018

Siapa Mau Hidup Sendiri?


Siapa Mau Hidup Sendiri?


Kudengar lantunan You Are Not Alone
Sambil kubuka Matsnawi
Tentang sakitnya seorang gadis
Yang didiagnosa oleh seorang tabib
Yang berpengetahuan ilahiah
Ia tak menceritakan nilai kehebatan
Obat obatan, ia hanya mencari duri yang tertancap di dalam hati setiap yang sakit

Tabib ini adalah pengembara
Sang pejalan yang konsisten
Aku membayangkan tabib ini
Di masa sekarang berjalan ditemani alunan You Are Not alone
Yang aku hanya bisa mengartikan judulnya saja,  entahlah isi lagunya
Orang yang berjalan sendiri
Meyakini ada kawan karib yang tiada
Yang membuatnya kuat
Adalah matahari dari
kedudukan alam semesta
Ia tak goyah oleh rayuan
dan ancaman politik
Tak gusar pada harapan
kedudukan dalam masyarakat
Ia berjalan sendiri
Hanya secukupnya makan dan minum
Sedang kekayaannya adalah pengalaman
Kota-kota yang disinggahi
Dan keberhasilan-keberhasilan kecil

Aku berkaca kaca mendengar musik itu sambil kubaca kisah sang tabib
Makin tua aku semakin penakut
Makin tua aku makin merasa sendiri
Aku makin bergantung pada waktu senggang yang harus kuisi berbagai kegiatan. Bergantung pada harapan yang bisa membuatku tenang
Tapi seolah olah aku  semakin kehilangan pegangan
Dihantui masa tua yang membosankan
Atau masa tua yang tanpa tabungan
Aku kadang merasa hidupku paling tragis. Pada kesempatan lain itu bagai kebanggaan karena orang sendiri yang kreatif memang hidup tragis
Hidup tragis selalu menjadi hal yang indah dapat ditulis baik dalam novel,  lirik lagu, puisi atau film
Tapi kenyataannya sangat menakutkan
Aku meragukan kekuasaan Tuhan
Sembari membayangkan jika Sang Nabi sebuah nama yang tumbuh
Sejak masa kecil
Hadir dan menjadi tempat keluh kesah
Aku menangis,  dan merasakan benar betapa cengengnya jiwaku

Suatu kali aku bermimpi
Muhammad Yang Dicintai benar hadir
Menunjukan jalan kepadaku
Ketika aku terbangun
Aku merasa aku tak layak disambangi
Manusia berlumur dosa sepertiku
Yang hidup dari ketakutan
Yang hanyut dalam sungai nafsu dunia?


Tapi siapa yang mau hidup sendiri?

Nov 2018





Selasa, 13 November 2018

Aku Membencimu

Aku Membencimu


Kau tahu,  hari ini aku teramat gelisah. Tingkatnya melebihi kegelisahan kegelisahan yang telah lalu. Aku kini seperti gunung kegelisahan. Yang entah kapan meledakkan magmanya. Sebuah gunung,  seperti terlihat perkasa,  padahal mengandung tangisan. Tak akan ada yang mampu melawan kesetimbangan alam. Dulu aku percaya kesunyian bisa melawannya. Tapi aku baru sadar,  aku hanya baru sampai pada kesendirian,  yang bagai batu asah terus memperuncing kekecewaanku padamu.  Dengan pisau kekecewaan itu aku ingin membunuh kesendirian, nyatanya yang berdarah waktu. Ya, waktu, semacam alasan-alasan bagaimana kau harus segera hilang dalam ingatan sekaligus banyak hal yang sudah kumiliki tak jua dapat menggantikanmu.

Mungkin tadi aku memilih jenis kopi yang salah saat bertemu relasi, kurasa itu yang membuat cemas. Tapi kopi tanpa realitas tak akan menghasilkan kecemasan. Kejahatan menguntit seperti malaikat maut. Bebas merdeka membayang-bayangi kesendirian. Aku takut,  kupanggil Tuhan. Tapi yang kuminta mendengar Kau. Aku membencimu,  kukatakan itu pada Tuhan.

Nov 2018

Kamis, 08 November 2018

Mencari Orang Gila

Mencari Orang Gila


Untuk perempuan yang hatinya pernah kusinggahi. Mohon maaf jika malam ini aku coba mengingatmu lagi. Tapi kuingatkan waspadalah dengan ingatan tentangmu yang kadang kadang berpijar ini,  nyatanya malaikat sering sampaikan, perasaan sedih ditinggalkan,  kangen dan kekecewaan yang besar melalui mimpi,  dan kamu akan merasa betapa menyesal meninggalkanku. Aku mengatakan begitu bukan aku hebat. Tidak! Justru karena aku mengetahui keadaan jiwaku,  kau berkali kali datang kepadaku melalui mimpi juga. Aku pun makin sadar kesalahanku untuk bisa terus mempertahankan kebersamaan kita dulu. Setiap ingat seperti itu,  gantian kau akan memimpikanku. Ternyata saling menyakiti dan benci tak berhenti saat sudah berpisah,  justru makin menyusahkan saat kita tak bersama lagi.

Aku tahu aku harus segera melupakanmu. Aku mencari kesibukan kala tidak kerja. Menulis tentang apa saja. Membaca apa saja. Tapi kadang kadang aku ingin membuktikan padamu,  bahwa aku bisa melakukan sesuatu untukmu yang dahulu kau katakan tak mungkin. Ternyata aku bisa melakukan semuanya. Dan tiba-tiba aku merasa berhak membawamu kembali. Sekaligus merasa jengkel,  kenapa pada masa sulit itu kau tak setia menemani. Aku bertanya kepada diriku sendiri,  bukankah bukti cinta itu kesetiaan?  Kenapa kita tidak pernah bisa membuktikan hal itu?  Sebuah cara pikir sederhana tentang bagaimana harus mencintai. Aku berpikir ulang untuk mengangankan kau kembali. Pada saat itu,  aku merasa kau adalah mahluk paling bebal yang hanya layak buat dikutuk.


Aku pernah mendengar kau meracau,  tentang nikmatnya menjadi laki-laki. Kau memprotes ketidak-adilan gender. Padahal sebelum kamu berpikiran seperti itu, aku merasa menikahimu adalah saat yang kalah bagi laki laki, atau aku harus mengalah,  ku agungkan kamu dalam setiap kesempatan dengan bekerja memahami dunia yang lebih relistis. Melupakan tugas idealku sebagai laki-laki dan pada saat yang sama aku dituntut mampu menguasai dua duanya. Saat itu kubisikan kepadamu:

Tenang,  kau akan bahagia sebagaimana arti bahagiamu sendiri.

Tapi nyatanya aku gagal meyakinkan,  karena orang-orang luar sana,  sudah tak percaya hal hal yang ideal. Yang ideal itu kutanam sejak aku dilahirkan,  bagaimana bisa kucerabut kubakar sesuai kehendakmu,  kau berhasil membakarnya pun ia akan selalu menyala dalam bisikan dan isyarat alam. Begitu aku pernah katakan padamu.  Kau tak bisa mematikannya bukan karena kau lemah,  tapi karena ia seperti semacam kegilaan yang menggelandang yang tak bisa lagi dirayu-rayu dengan keindahan dunia. Tubuhku tergoda tapi tidak dengan kegilaanku,  ia akan datang kapan saja mengambil tubuhku sebagai alatnya.


Saat kau pergi,  itu adalah kekalahanku selanjutnya. Kubuktikan cintaku padamu justru saat kau pergi, apa yang kau inginkan dahulu kukejar,  aku buktikan aku bisa mendapatkannya,  tapi aku kehilangan orang gila dalam jiwaku. Aku mencarinya,  dalam berbagai bacaan,  tulisan,  pergaulan dunia kerja,  kudengar suara samar samar seperti penyair yang membaca puisi tapi tak lagi jelas apa yang dibacanya. Kau bisa mencerabutnya justru saat kau telah pergi,  mungkin melalui tangan gaib mimpimu.

Malam Ini kucoba mengingatmu lagi. Yang tiada guna dan hampa. Kuukir namamu dalam sebuah papan:

Rumah milik Andriani yang Telah Lama Diidamkan


Kugantung di depan rumahmu, yang kukredit,  semoga tulisan di papan itu sampai di mimpimu,  atau ada sesosok malaikat yang menyamar manusia pengabar untuk kau bisa datang ke sini. Sebuah surat untukmu kugeletakkan di meja kamar,  silahkan dibaca. Aku pergi mencari kegilaanku yang kau culik dan entah kau sekap di mana. Aku mengerti siapa kekasihku sesungguhnya. Yang harus kukejar hingga mati.

November 2018


Jumat, 02 November 2018

Puisi

Apa Artinya Pembangunan

Apa artinya pembangunan
Kalau penculikan anak merajalela
Komplotan begal menguasai malam jalanan

Apa artinya pembangunan
Jika banyak orang terjerat riba
Dan konsumen banyak dirugikan

Apa artinya pembangunan
Jika tiap sudut jalan berdiri polantas tanpa seragam
Dan jambret berkeliaran di mana mana

Apa artinya pembangunan
Jika pengemis makin marak
Anak muda berkeliaran di jalanan tanpa tujuan

Apa artinya pembangunan
Jika hitung-hitungan keberhasilan ekonomi
Hanya sekedar rekayasa angka angka

Apa artinya pembangunan
Jika puisi tak hadir lagi sebagai ruang kosong
Yang mengisi ruas ruas kehendak kuasa yang entah memihak siapa

Apa artinya pembangunan
Jika nalar telah mati
Digantikan ketaklidan membabibuta

2018

Selasa, 30 Oktober 2018

Sebuah Anekdot 5

Ramuan Anti Jomblo
M Taufan Musonip

Suatu kali, entah berapa puluh tahun atau ratusan tahun yang akan datang,  saat orang sudah enggan menikah dan tak lagi percaya pada cinta. Seorang profesor berhasil menciptakan virus anti jomblo,  jangan tanya virus ini bagaimana dibuatnya,  yang jelas dengan berbagai rekayasa kimia dan sedikit mantra. Pemerintah yang khawatir negaranya tak akan mendapat bonus demografi,  akhirnya mendorong Sang Profesor melontarkan kapsul virusnya di saat bulan purnama.

Semua orang di negeri itu pada berangkulan. Anak muda yang pemalu, kikuk dan gagap tiba-tiba menyatakan cintanya kepada janda cantik penjaga perpustakaan, yang sudah lama pula memendam cinta. Para pasangan yang tengah menghadapi perceraian, dapat melihat keindahan masa lalu yang baik dengan pasangan mereka. Jangankan manusia, sepasang burung dara yang berjauhan di sebuah kabel listrikpun tiba-tiba saling memeluk melihat seberkas matahari pagi yang menabrak pipi rembulan.

Tapi Sang Profesor di menara suarnya mulai ada gelagat tak baik setelah kapsul berhasil diluncurkan. Di setiap sudut negeri itu muncul orang-orang yang tak peduli pada keadaan itu.  Mereka berjalan ke arahnya berkeliling seperti laron,  berjalan seperti jombi.

"alamak," sang profesor menepak dahinya. "Gua tak tahu,  dan tak menghitung jumlah politisi di negeri, ini," ia pun melirik pada Tuan Presiden.

Anehnya, Tuan Presiden pun berubah menjadi kaku,  matanya membiru.


"sangat manjur ramuanmu Profesor! "

Nyatanya Sang Presiden sudah lebih dahulu mencoba ramuan itu dalam bentuk sirup dengan soda yang bergolak.

Minggu, 07 Oktober 2018

Gombalnya Gombal (Sebuah Anekdot 4)

Luma yang Pelupa
M Taufan Musonip

Jadi orang pelupa itu menyehatkan bayangkan,  

Luma lupa menaruh kunci mobilnya, dia mencarinya sambil menggenggam kunci rumah,  kunci mobil ditemukan,  sekarang dia lupa kunci rumah ditaruh di mana. Ia tak mau fokus pada masalahnya,  mengingat keberadaan sang kunci rumah sambil menyisir. Ditemukannya di atas kulkas. Anehnya sisirnya tiba tiba menghilang,  ia cari ke sekeliling rumah. 

Berapa kalori terbuang saat Luma Lupa.

Dia yang pelupa,  membuatnya selalu bangun dini hari,  sebab barangkali ia harus mencari barang yang lupa ditaruhnya. Kalau tak ada kendala ia biasa olah raga pagi. 

  1. Untuk membantu mengingat peristiwa-peristiwa ia menulis. Pikirannya selalu diolah setiap malam. Dalam tulisannya ia bisa merencanakan apa saja,  ia bisa menjadi apa saja. Menjadi enterpreneur, menjadi penulis,  menjadi pemancing atau pelukis. Cuma satu yang ia tulis dan supaya tidak lupa ditulisnya dengan hurup kapital:


"JANGAN PERNAH JADI PEJABAT!"

Sebab tidak menyehatkan badan. 

Selasa, 02 Oktober 2018

Gombalnya Gombal (Sebuah Anekdot 3)

Alam Pikiran Yunani
M Taufan Musonip

Paling mengasyikan adalah mengunjungi lapak buku bekas. Pengunjung bisa merasakan misteri bagaimana buku-buku klasik yang sulit ditemukan cetak ulangnya di masa sekarang terkumpul di situ bersama sang pelapak yang tak kalah misteriusnya.  Sore itu terlihat sepasang anak muda mengunjungi lapak tersebut. Yang perempuan terlihat cemberut.

"Kenapa sering sekali mengajakku kesini?" tanyanya,   Ia merasa jenuh,  dengan aktifitas akhir pekan yg itu-itu saja.

"Aku harus mencari Buku Mohamad Hatta," Jawab anak laki-laki tersebut sambil terus berkutat dalam tumpukan buku.

Sabtu, 29 September 2018

Gombalnya Gombal 2 (Sebuah Anekdot )



Nomor Urut
M Taufan Musonip


Setelah nomor urut diumumkan,  seorang anak gadis nan jelita bertanya kepada seorang anak laki-laki sepermainan.

"kau pilih 1 atau 2?"

Anak lelaki itu tersenyum dan menjawab.
"Bagiku itu bukan pertanyaan ideologis,"

"Pilihannya kan memang hanya dua nomor itu!"
Anak gadis itu merasa pertanyaannya memancing diskusi ideologis.

"dengan hanya memilih dua nomor itu kau tak akan mendapatkan alternatif.  Sebab pernyataan ideologis itu adalah ketika aku memilihmu,  dan dengan begitu aku akan menjadi imammu,"

"Gombal! "


Sang gadis,  merasa calon pemimpinnya memiliki selera humor dan cukup intelek. Tapi ia tak mau ucapkan kepadanya. Sebab ia tak pernah inginkan seorang laki-laki manapun mudah menaklukkan hatinya.


Bandung,  29 September 2018

Cermin


Senyum Paling Rahasia.
M Taufan Musonip


Seorang anak gadis mendatangi pemuda yang telah memotretnya diam-diam dalam sebuah acara wisuda.

"Kenapa kau lakukan itu kepadaku? "

"Ini Area bebas foto," Jawabnya diplomatis melihat banyak fotografer sejak pagi memotret wajah siapa saja yang datang ke acara itu. Setelah dicetak,  foto tersebut diserahkan kepada objeknya untuk dibayar.

"Tapi Kau bukan seorang fotografer, kau sungguh tak punya etika!" Anak gadis itu cukup geram.

"Seorang seniman,  akan menggunakan media apapun untuk berkarya.  Termasuk gawai ini, " anak muda mencoba memperlihatkan betapa inteleknya ia.

"Kalau begitu akan aku bayar hasil karyamu,  untuk kau hapus,"


Jawabnya:

"Sudah kau bayar dengan kecantikanmu,  yang menyaingi secercah mentari sejak pagi. Dan kecantikanmu tak akan bisa terhapuskan. Akan selalu dikenang dalam kanvas ingatan,"

Anak gadis melengos.  Pipinya terlihat kayas. Dan ia seperti menyimpan senyum paling rahasia di sanubarinya.

Sabuga,  29 September 2018


Selasa, 11 September 2018

ESAI



Lebih Menyukai Sains dan Seni daripada Teknologi dan Perdagangan
M Taufan Musonip

Tujuan Ilmu adalah Tauhid, Tujuan Amal adalah takwa
Petikan kalimat itu saya dapatkan dari buku Mengenal Allah (2007, Muhammad Ratib al Nablusi). Landasan ilmu adalah ilmu Agama. Sebab sejatinya Agama lah yang memberi terang kehidupan. Dalam kajian-kajian yang bersumber dari pandangan di luar agama pun nyatanya realitas yang disuguhkan sebagai pandangan dunia tak pernah bisa lepas dari kekuatan yang secara tak sadar sudah terbentuk dalam pandangan keagamaan.

Seilmiah-ilmiahnya pandangan Marx mengenai pertentangan kelas tetap saja ia tengah berada dalam situasi imajiner tentang utopia persamaan kelas setelah melalui berbagai proses pertentangannya. Begitupun dengan pandangan Nietzsche, nihilisme hampir mendekati pandangan metafisika. Tak ada yang bisa lepas dari anasir-anasir keagamaan, sebab pikiran manusia terkadang menemui keterbatasannya, pikiran manusia tak pernah bisa lepas dari langit imajinasi.

Senin, 29 Januari 2018

ESAI

Hasil gambar untuk dilan 1990

Dilan 1990 untuk Penonton Remaja dan Orangtua
M Taufan Musonip


Penjaraku bersama kekasih adalah surga Firdaus
Nerakaku bersama kekasih adalah cahaya hati.
(Syair Majnun dalam Kitab Kebijaksanaan Orang Gila. Abu Al Qasim An Naishaburi)

Bagi film Dilan 1990 (Sutradara Fajar Bustomi dan Pidi Baiq: Penulis Novel Dilan yang diadaptasi film ini) syair di atas mungkin terlalu berat sebagai pembuka. Tapi kenyataannya, Film yang pada hari kedua penayangannya konon telah menembus 500,000 penonton, entah disengaja atau tidak, bukan hanya menyasar penonton remaja terlebih kalangan orangtua, yang mengalami masa remaja di tahun 90-an.

Apa yang membuat kegilaan cinta Dilan (Iqbaal Ramadhan) kepada Milea (Vanesha Prescilla) teramat menyentuh bagi remaja jaman sekarang, meski latar cerita diambil pada tahun 1990an? Tak lain karena dialog yang dibangun untuk mencitrakan karakter Dilan begitu kuat terhadap kekasihnya, bukan hanya puitis, sebagaimana film-film romantis, tetapi stylis, sekaligus humoris. Saya amati sepanjang film berlangsung, Dilan tak ubahnya penyihir kata-kata yang mampu membuat penonton sangat haru. Bagi penonton dewasa seperti saya, dosky telah membuat saya merasa dapat mengakrabi kembali dunia remaja yang terjadi puluhan tahun yang lalu.