Minggu, 20 Oktober 2024

ESAI

Orang Awam dan Orang Cerdas dalam Tarekat

M. Taufan Musonip


Lukisan Paul Klee th. 1920


"Kalau bisa seorang malamatiyah menjadi orang yang berhasil dalam usaha dunia, menjadi pejabat negara, atau berhasil dalam karier, untuk membantu masyarakat. Meski begitu, malamatiyyah yang tetap mempertahankan citra keawaman dan akar rumput tetap bisa berkhidmat meski tidak seluas kalangan malamatiyah tingkat elit, akan tetapi tetap merupakan medan hadirnya Sang Khadir tadi.


"Orang akan melihat kita apa yang nampak terlebih dahulu." Ujar Ustad Taufik, pemandu kitab Miftahus Shudur di Majelis An-Noer kampung Kongsi, Bekasi setiap malam Rabu.

Sementara ada juga guru lain yang mengatakan, "jangan lihat dahulu lahirnya, sebab batin orang siapa yang tahu."

Kalam Ustad Taufik mirip satu kisah dalam Persekongkolan Ahli Makrifat Kuntowijoyo, pedagang sate dan gulai dagangnya semakin ramai setelah ia dibaiat menjadi murid tarekat. Orang-orang bukan bertanya apa resepnya sampai bisa banyak orang menikmati masakannya. Tapi siapa gurunya. Karena selain dhohir usahanya rame si tokoh juga semakin rajin beribadah.