Minggu, 22 September 2024

ESAI



Lukisan karya Paul Klee
Moon Play 1923




Mengikis Budaya Tekstualis dengan Pemikiran Falsafi dan Pengkhidmatan

M. Taufan Musonip


"Si calon filsuf harus mematikan api hasratnya. Lingkungan menginginkannya ia berhenti menjelajah alam pikirnya. Sebenarnya bukan saja karena realitas pengetahuan superior ia kalah. Tapi karena realitas bahwa pengetahuan itu sudah menjelma kultural yang membuat ia lebih baik mendatangi pusat-pusat pengetahuan yang menjadikan arah pengetahuannya berjalan ke dalam dirinya. 


Ada video lucu yang berkeliaran di media sosial. Orang berwajah polos sedang mencoba memasukkan kata sandi pada komputernya. Yang dimasukkan sesuai kata yang diperintah layar komputernya. Dia mengetik kata "sandi" keluarlah perintah "kata sandi anda salah", kembali ia memasukan kata "Salah" lalu keluar perintah "silahkan coba lagi nanti' ia memasukan kata "nanti" hingga akhirnya ia tidak bisa menggunakan komputernya.

Ini humor yang lumayan berisi, jika kita punya selera humor tinggi. Meski banyak netizen menganggapnya video iseng biasa.

Orang Indonesia memang berjiwa humoris. Jiwa humoris ini menjadi daya tahan persatuan Indonesia. Meski beberapa waktu belakangan masyarakat Indonesia mengalami keterbelahan. Indonesia masih merupakan negara yang mewadahi masyarakat yang santai. Santai saja, tidak ada yang mengancam kesatuan Indonesia hingga hari ini. 

Selasa, 10 September 2024

ESAI

Pancang Kebijaksanaan dan Peradaban dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan

M. Taufan Musonip




"Adab menjadikan ilmu berkembang, mempertahankan kelestarian kitab klasik dan seharusnya menjadi landasan kitab-kitab kontemporer yang menjadi medan pelestarian kitab-kitab terdahulu.

Iseng-iseng di hari Minggu saya mendapati buku Manusia dan Lingkungannya karya Penulis Belanda. Buku seri filsafat Universitas Atmajaya. Di dalam buku itu ada tulisan tentang "hasrat ingin tahu" sebagai daya pantik seorang manusia bisa menjadikannya seorang filsuf dengan dimulai dari sebuah pertanyaan:

"Apakah seorang filsuf itu dia yang pandai bicara dan sulit dikalahkan (dalam setiap diskusi)?"

Kemudian penulis menyitir kembali arti dari philosopher dari salah satu kamus Bahasa Inggris: Philos artinya yang mencintai dan Sophen yang berarti Kebijaksanaan. Makna filsafat nyatanya tentang kebijaksanaan. Yaitu cara menggunakan dan memperlakukan ilmu.

Jadi dalam alam kehidupan masyarakat Islam, ahlak filsuf itu seharusnya lebih dekat ke sufistik. Kata sophen pun lebih terdengar dekat ke bunyi kata sufi. Kefilsufan itu mungkin awal dari jiwa sufi.

Menuntut ilmu itu memerlukan hasrat. Agar semua penghalang yang menutupi jalannya pencarian ilmu bisa disingsingkan. Hasrat mengetahui ini adalah hasrat alam malakut, hasrat intelektual, tempatnya para malaikat menyampaikan segala ilham. Seharusnya juga dilalui seorang sufi. Karenanya hasrat itu bagai istilah An-Nafs dalam kalam-kalam sufi.