Selasa, 04 Februari 2025

ESAI

Gerbang Kajembaran Rahmaniyah dan Makna Keberkahan dan Al Faqir

M. Taufan Musonip





"Hanya dengan kebersihan jiwa, makna kata al faqir dan keberkahan bisa menjadi bekal intelektual yang cukup menjejaki gerbang Kajembaran Rahmaniyah itu. Tanpa itu hanya ada satu bekal lagi yang mungkin, yaitu kesulitan hidup. 

 

Gerbang Kajembaran Rahmaniyah didatangi orang berbagai kalangan. Tapi yang nampak adalah kaum akar rumput. Seakan orang tarekat itu hanya diminati oleh kalangan bawah semata. 

Orang yang ingin datang mengalap berkah kesana harus memastikan diri dahulu jiwa individualnya dikalahkan oleh keinginan mendapatkan hakikat ilmu. Hakikat ilmu ini dekat dengan keberkahan.

Banyak orang yang menyambangi gerbang kasih sayang ini tidak mendapatkan apa-apa. Karena ia tak mampu melawan jiwa egoistiknya. Ingin belajar dzikir, tapi setelah mendapat ijazahnya tak diamalkan dzikirnya. Padahal di sana ada ajengan Sandisi, beliau menalqin dzikir dari sisi hukumnya, benar-benar bersumber dari Alqur'an dan Hadits. 

Sampai selepas Talqin, Ajengan yang sudah berusia lebih dari delapan puluh tahunan ini sering berkata: dzikir ini bukan perintah Suryalaya tapi perintah Al Qur'an dan Hadist.

Baraka

Gerbang Kajembaran Rahmaniah ini sejalan dengan istilah Barokah yang tersemat di kitab Miftahus Shudur dan istilah Al Faqir yang mengiringi jiwa arif Guru Mursyidnya.

Barokah itu asal kata dari Baraka, artinya tetap, berarti menetapnya diri seseorang pada tempatnya. Sedangkan istilah Al Faqir ini adalah jubah kehambaan: puncak dari ilmu tasawuf.

Jubah kehambaan ini berada di maqom baqo. Buah dari pencapaiannya adalah ilmu hakikat. Ini disampaikan juga dalam suatu video berseri di youtube dengan akun The Power of Dzikir yang khusus mengulas kitab Miftahus Shudur yang sependek pengamatan saya paling runut. Video itu tidak menisbatkan nama siapa pembuatnya yang sampai ratusan video itu. Dari sisi audio pun saya tidak mengenalnya. Mungkin si pembuat video memang sudah fana. Ia tak lagi butuh popularitas.

The Power of Dzikir dengan ringkas dan padat menjelaskan semua istilah dalam kitab masterpiece seakan kitab itu adalah kitab yang sangat tebal. Miftahus Shudur memang tipis tapi tebal akan makna. 

Kata keberkahan dan al faqir hanya bisa dimaknai dengan sebuah surat Al Qur'an yang juga tertera di kitab Pangersa Abah Anom tsb:

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا

وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا

(الشمس )

Hanya dengan kebersihan jiwa, makna kata al faqir dan keberkahan bisa menjadi bekal intelektual yang cukup menjejaki gerbang Kajembaran Rahmaniyah itu. Tanpa itu  hanya ada satu bekal lagi yang mungkin, yaitu kesulitan hidup. 

Konselor

Banyak orang datang karena kesulitan hidup. Konon orang intelektual seperti Harun Nasution menyambangi Suryalaya karena kediamannya di ganggu oleh Jin. Abah Anom sendiri terkenal sebagai konselor orang-orang susah. Dengan dzikir orang-orang susah melupakan kesulitan hidupnya. Bahkan banyak juga yang akhirnya menikmati kesulitan. Orang kaya, yang tadinya bisnisnya aman sentosa sepulang dari Suryalaya diberikan kenikmatan ujian kesabaran karena semua hartanya dibersihkan. Ada pula yang bertahun-tahun jadi pengikut tarekat tidak ada peningkatan dalam ekonomi tapi ibadahnya makin taat. Tentu ada juga yang mengalami perbaikan ekonomi dan orang bisnis yang makin kaya saja. Di sini arti kata baraka di atas tadi mendapatkan maknanya, tetap di tempatnya tak terpengaruh dengan kondisi eksternal Sang Dzakir.

Tapi bagi intelektual seperti kita yang awalnya kepincut dunia sufi karena puisi-puisi atau aforisme sufi jika tidak membawa bekal kebersihan jiwa dan rasa rendah hati, akan siap-siap kecewa karena disambut oleh orang-orang yang selalu siap sedia tidur di emperan masjid menunggu waktu Manakib. Dan menunggu antrian ngalap doa yang ditiupkan ke sebotol air mineral oleh pangersa Umi. Katamu: Tak ada intelektualitas sufi seperti dalam kalam-kalam di buku babon itu!

Untuk memahami jiwa al faqir. Kaum intelektual harus melahap buku-buku bertema iluminatif terlebih dahulu. Sampai benar-benar menemukan banyaknya keterbatasan ilmu dalam memetakan realitas dan kebenaran yang tecermin dalam berbagai disiplin keilmuan. Dan itu tidak bisa didapatkan dalam waktu yang sebentar.

Tapi ini tips menjajaki gerbang Kajembaran Rahmaniyah agar kaum intelektual mendapatkan sesuatu yang berharga. Ikuti semua proses perjalanan ziarah di sana. Dari mulai solat subuh-dzikir harian-manakib-ziarah-ngaras (silaturahmi dengan ahlul bait Guru Mursyid), jika rasa sebagai manusia religius lahir dari proses itu anda sangat beruntung. Jika tidak, hidayah belum menghampiri Anda. Jika Guru Mursyid menyayangi Anda, ia akan memanggilnya kembali.*






Tidak ada komentar:

Posting Komentar