Senin, 28 April 2025

ESAI


Kyai Muda Filsuf Mengajar Safinatunnajah

 M. Taufan Musonip




Lukisan Karya Eric Wert (L.1976) 
"Mola Salsa"
Oil on Panel, 24"x24"



"Banyak kaum fuqoha yang akhirnya memilih hanyut dalam lautan tarekat, karena tergoda manisnya kalam kaum sufi hasil gemblengan Tazkiyatun Nafs bimbingan Guru Ruhaninya. Kalau dipikir-pikir pecinta ilmu fiqih itu harus melakoni laku zuhud juga, agar ia tak gegabah  menghukumi suatu persoalan, sebab fiqih itu empirik sifatnya, bisa berubah dari waktu ke waktu, kecuali hal-hal yang sudah dipastikan keharamannya dalam Al Qur'an, juga hukum wajib sebagai syarat ibadah sebagaimana tuntunan Hadits.


Ada satu pengajian online seorang Kyai Muda dari Mranggen, menaja kitab fiqih dasar Safinatunnajah. Kyai Muda ini lulusan Al Azhar. Tapi mendengar Mranggen itu seperti suatu daerah yang pernah menjadi konsentrasi ajaran TQN dari jalur Banten. Kenapa saya bilang begitu? Karena  beliau bicara tarekat dalam pengajian fiqih tersebut. 

Kyai muda berkaca mata itu juga kerap membagikan konten filsafat tulisannya sendiri. Tulisannya panjang-panjang. Jadi saya penasaran, kok ada orang yang menulis tulisan filsafat yang panjang begitu, mau mengajar kitab fiqih yang sudah banyak dikenal masyarakat umum. Jadi saya ikut mengaji full dengan beliau sepanjang 90 menit. lama juga!

Di awal kajian dia berseloroh, "Ngaji fiqih itu ra' keren!" lalu dia melanjutkan kajian tentang niat dan takbiratul ihram dalam solat. Fiqih itu bersifat empirik, kulit luar dari ajaran agama Islam, beliau sendiri mengibaratkannya dengan kulit buah pepaya. Seakan membahas kulit itu kurang menarik tapi ini 'yang awal' yang menandakan manisnya bagian dalam.

Minggu, 20 April 2025

ESAI SASTRA

Lomba Puisi dan Resiko Kealfaan Membaca Capaian Kontekstual Penyair

M. Taufan Musonip


"Manhattan Beach Pear" 2012
Thomas Schaller (l. 1950)


Penyair itu sudah banyak diikat oleh aturan-aturan estetika lagi ide apa yang diinginkannya sendiri. Proses menulis puisi itu berat, jika penyair menginginkan capaian idenya, ia akan mengorbankan sebagian unsur estetikanya. Sebaliknya jika unsur estetikanya yang diunggulkan bagian ide yang akan mengalami penekanan.

Hal itu wajar karena struktur estetika itu bersifat transenden. Sebagaimana prinsip ontologi profetik. Kenapa harus profetik? iya, karena selain tema ini memang sudah tidak begitu diperhatikan, tinjauan ini juga bisa menjadi penawar berbagai tulisan sastra yang sudah sedemikian dekonstruktif mau apa pun genre sastra yang dibicarakan. Realis sosialisme atau seni untuk seni yang sudah bertarung selama puluhan tahun lamanya di jagat Sastra Indonesia.

Teks puisi itu bersifat transenden, karena teks tak pernah mampu menampung ide. Yang batin itu selalu bersifat tak terbatas. Penyair membangun simbolitas agar yang tak terbatas bisa diucapkan. Haluan ini merupakan jalan tengah dari cara ucap sastra: yaitu yang simbol bukan yang bersifat sensual, yang refleksi bukan yang politis. 

Sabtu, 19 April 2025

ESAI

Tarekat dan Angkatan Muda

M. Taufan Musonip


"Kalau keran keilmuan ini dibuka kaum muda akan punya gairah menuntut ilmu lebih banyak lagi, ia bukan hanya menjadi pesuluk tapi menjadi para pencari Tuhan dari berbagai disiplin ilmu. Meski tidak sekolah formal, ini yang dimaksud dengan Ilmu Ladunni, Ilmu ladunni ini sekolah kehidupan yang terbimbing oleh guru rohani. Bukan ilmu yang ada dengan sendirinya seperti transfer kesaktian. Bukan!


Lukisan karya Heather Arenas
"Ralph, Dot and The Madam" (oil on canvas)



Apakah Tarekat itu tidak cocok untuk angkatan muda? Satu pertanyaan yang dibuat berdasarkan tuduhan dari tetamu yang menyambangi rumah saya ketika melihat potret Abah Anom Ra.

Bahasa lisan dan tulisan seharusnya bisa saling melengkapi dalam menjelaskan suatu permasalahan. Tapi saya ingat apa yang dikatakan Syech Al Isyraq Suhrawardi dalam Hikayat-Hikayat Mistik: pengertian orang itu tergantung seberapa tinggi derajat pengetahuan dan kebijaksanaanya, Syaikhuna menjelaskannya melalui analogi sebatang lilin: jika ia datang padamu dengan kebijaksanaan seperti tubuh lilin apa yang ingin ia ketahui akan seperti sumbu lilin yang siap terbakar. Tapi jika derajat pengetahuannya rendah, bagaimana ia bisa terbakar dan menyala tenang seperti lilin menerangi ruangan.

Jadi tulisan ini tidak dibuat untuk merespon tuduhan pada si tetamu. Tapi baiknya kita manfaatkan masalah ini untuk membahas angkatan muda dan Tarekat, rasanya tema ini cukup menarik untuk melengkapi penjelasan lisan. 

Saya katakan kepada angkatan muda, jika Anda masuk kelompok tarekat mu'tabar, semangat kreatif anda tidak akan meredup. Bahkan bisa lebih menyala. 

Sabtu, 12 April 2025

PUISI

 

Lukisan oleh Goro Fujita




Aku Membelot, Mutari

M. Taufan Musonip


Kulihat burung kepodang keluar

Dari lorong rumahmu, Mutari

Dan angin dari gerakannya

Membelah rambutku

Bukan kah burung itu pertanda

Langkah suluk dan cendikia

Yang kau sebut manusia universal itu?


Kemarin sebelum kutengok rumahmu

Kubaca Bagawad-gita sabda Kresna kepada Arjuna

Yang disampaikan abdi besar Destarata

Perang saudara tak terelakan di kurusetra

Perang mencuci kekotoran yang tubuh pemiliknya

Ikut hanyut oleh lautan darah

ESAI



Lukisan dari Web Strange Penguin
Kosuke Ajiro


Membaca Tafsir Qur'an Merendahkan Hati dan Mempraktekkan Ilmu

M. Taufan Musonip


"KH Abdul Haris orangnya agak galak, setiap ngaji akan dimulai tatapannya selalu menyorot sudut-sudut ruangan, barangkali ada santri yang tertidur. Selalu mengingatkan anak santrinya untuk serius mendalami Kitab Jalalain suatu kali ia pernah berkata: Rek! Nek arep dadi ilmuwan kudu fanatik Ilmu Nahwu! Ayo diseriusi!

 

Jika Anda ingin membaca tafsir Qur'an dari sisi ilmu Nahwu bacalah Tafsir Jalalain, kalau dari sisi ilmu hadits bacalah Tafsir Ibnu Katsir. Kalau rasionalisme dalam Al Qur'an bacalah Tafsir Hamka, kalau tafsir Al Misbah, ini tafsir tentang hukum kesetimbangan Al Qur'an.

Peletak tradisi tafsir Qur'an itu dari kalangan sufi, seperti ditulis oleh Abdul Hadi WM dalam Tasawuf yang Tertindas yaitu Imam Jafar Shodiq, salah satu Guru Mursyid silsilah TQN. Membaca Tafsir Qur'an itu belajar merendahkan hati atas pembacaan Al Qur'an dari perspektif ulama yang sebagian besar hidupnya dicurahkan untuk Al Qur'an. Membaca terjemahan boleh-boleh saja tapi jika ingin lebih mendalam dan lebih hati-hati bacalah Tafsir Qur'an.

Saat ini saya tengah mengaji Tafsir Jalalain melalui KH Abdul Haris secara online. Secara offline melalui Kyai Muzakki Aziz, tapi waktu itu belum kenal ilmu Nahwu, dan dimulai di bagian-bagian akhir Juz. Kyai muda ini pun dengan penuh kerelaan membantu saya mempelajari ilmu Nahwu, sampai sekarang, meski tidak begitu aktif karena kesibukan Kyai yang juga aktif bekerja.

Minggu, 06 April 2025

ESAI

Kalau Tak Ada yang Buruk, Tak akan Ada yang Baik

M. Taufan Musonip


Lukisan Francis Bacon
Dari Web Francis Bacon (Artis)


"NU ini benteng terakhir umat Islam, jangkar besar kapal Islam bertuliskan rahmatan lil 'alamin, ia ingin kebaikan terus tersiar sampai kapan pun meskipun resikonya ia harus duduk bersebelahan dengan kebatilan. Kalau NU tidak sabar, pergi atau dihilangkan seperti dulu Masyumi, siapa yang akan menyiarkan Islam? Penguasa akan lebih bengis tanpa NU ada disampingnya.


Ada seorang anak mengeluh, ayahnya malah makin galak saat dirinya mulai mau mengaji. Setiap adzan berkumandang, anak-anaknya dipaksa ke masjid. Bahkan saat Adzan Subuh ada satu anaknya yang kena siram air karena sulit dibangunkan.

Ayahnya makin sering larang ini larang itu kepada ibunya. Pernah berantem, karena ibu pergi ke pasar tidak izin. Padahal ibunya memang ke pasar dan setelah itu tak kemana-mana.

Suatu kali, ini yang membuat anak ini merasa mengalami hal yang paling menegangkan dalam keluarganya, ayahnya ingin keluar dari bekerja. Ia ingin beralih usaha dan hanya fokus saja beribadah. Saat ditanya ibu ingin usaha apa, ayahnya bilang teman-teman mengajinya banyak yang usaha dagang keliling. Anak itu tahu ibunya tidak setuju, sebab ayahnya bekerja sekarang sudah cukup mapan membiayai tiga anaknya, apalagi anak yang mengeluh ini ingin kuliah. 

Kalau dalam puisi Layang-layang karya Zawawi Imron dalam kumpulan sajak Bulan Tertusuk Lalang keluarga ini bagai anak-anak yang berkerumun siap berebut layang-layang yang sudah terbang tinggi mencapai ketinggian gunung lalu terputus dan yang diburu adalah layang-layang koyak.

Sabtu, 05 April 2025

PUISI

Di Makam Syech Muhibat

M. Taufan Musonip



O, kesunyianku.

Aku menggantungkan hikayat-hikayat

Di pohon-pohon kamboja

Sebagai buah hakikat

Yang telah kuramu dengan pengetahuan


Jika kau ingin merasakan manisnya

Taruhlah buahnya di depan satir

Makam Syech Muhibat 

Maka pahitnya hakikatku kan terasa manis