Sabtu, 05 April 2025

PUISI

Di Makam Syech Muhibat

M. Taufan Musonip



O, kesunyianku.

Aku menggantungkan hikayat-hikayat

Di pohon-pohon kamboja

Sebagai buah hakikat

Yang telah kuramu dengan pengetahuan


Jika kau ingin merasakan manisnya

Taruhlah buahnya di depan satir

Makam Syech Muhibat 

Maka pahitnya hakikatku kan terasa manis

O, kesunyianku

Segala kesusahanku telah kutitipkan

Pada burung elang, yang terbang

Ke awan firasat akan mautku

Sebagai puncak hasratku


Jika ingin rasa bingungmu hilang

Berharaplah maut menjemput

Sampirkan lah di antara selawat

Yang dibacakan di pintu makam Syech Muhibat


Cahaya Alfatihah

M. Taufan Musonip


Syair pujianku kudendangkan 

dengan gitar gambus milikmu

Jari lentikmu memancarkan melodi

Yang menghantarkan cahaya alfatihah


Dendang itu membuat bebungaaan merunduk

Air sungai berbisik ke semak-semak

Dan awan memutar mendekati matahari

Alam raya seakan malu mendengarnya


Sementara syair dan laguku teramat takjub

Aku tidak peka perubahan semesta

Asuhan melodimu meninggikan adaku

Mencerabut makna Alhamdulillah, sebagai bunga doa:


Yang pucuknya kau kaitkan ke telingamu

Sebelum berdendang, sebelum syair 

Di mana semesta melodimu

MemujiNya tiada henti-henti



Jendela makam Syech Muhibat
Kab. Kuningan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar