M Taufan Musonip
Penjaraku bersama
kekasih adalah surga Firdaus
Nerakaku bersama
kekasih adalah cahaya hati.
(Syair Majnun dalam Kitab Kebijaksanaan Orang Gila. Abu Al
Qasim An Naishaburi)
Bagi film Dilan 1990 (Sutradara Fajar
Bustomi dan Pidi Baiq: Penulis Novel Dilan yang diadaptasi film ini) syair di
atas mungkin terlalu berat sebagai pembuka. Tapi kenyataannya, Film yang pada
hari kedua penayangannya konon telah menembus 500,000 penonton, entah disengaja
atau tidak, bukan hanya menyasar penonton remaja terlebih kalangan orangtua,
yang mengalami masa remaja di tahun 90-an.
Apa yang membuat kegilaan cinta Dilan
(Iqbaal Ramadhan) kepada Milea (Vanesha Prescilla) teramat menyentuh bagi
remaja jaman sekarang, meski latar cerita diambil pada tahun 1990an? Tak lain
karena dialog yang dibangun untuk mencitrakan karakter Dilan begitu kuat
terhadap kekasihnya, bukan hanya puitis, sebagaimana film-film romantis, tetapi
stylis, sekaligus humoris. Saya amati
sepanjang film berlangsung, Dilan tak ubahnya penyihir kata-kata yang mampu
membuat penonton sangat haru. Bagi penonton dewasa seperti saya, dosky telah
membuat saya merasa dapat mengakrabi kembali dunia remaja yang terjadi puluhan tahun
yang lalu.