Perjalanan Menuju Allah dengan Cinta
--- Hadirnya Muroqobah dan Guru Mursyid
M. Taufan Musonip
يَعْلَمُ خَآئِنَةَ الْاَ عْيُنِ وَمَا تُخْفِى الصُّدُوْرُ
"Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang tersembunyi dalam dada." (QS. 40-19).
Lukisan Karya Ilie Krasovschi Berbagai Cara Suguhan Minum Kopi Para Pelukis |
Ibnul Qoyyim Jauziyah dalam Kitab Madariju As-Salikin menakwil ayat 19 Surat Ghafir tersebut dengan istilah Muroqobah, suatu kata yang akrab didengar dalam majelis kaum sufi. Muroqobah, itu singkatnya keakraban hamba dengan Allah Swt dengan ikatan cinta. Keakraban dengan cinta ini diperikan oleh Ibnul Qoyyim dalam lima tingkatan:
- Perjalanan cinta Menuju-Nya
- Menyebut-nyebut namaNya dalam tiap helaan nafas.
- PengagunganNya
- Kelanjutan perjalanannya
- Menentang apa yang dibenciNya
Langkah-langkah tersebut tak bisa dilakukan sendiri, mesti disertai pembimbing. Pembimbing akan mengantarkan pada Yang Dicintai dengan menemukan terlebih dahulu manisnya iman, sumbernya adalah Hadits ini:
“Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim)
Jika diawasi dengan pandangan penuh cinta, akan timbul rasa kasmaran. Baik yang Dicintai maupun yang mencintai. Menemukan jiwa Dzauq (merasakan) itu perlu bimbingan dari orang yang sudah mengetahui saripati mencintai. Bagaimana bisa menyebut-nyebut nama Allah dalam helaan nafas saat mata lahir dan pikiran kita bersekongkol untuk mendamba dunia, sehingga bila perut kita ini gua bawah tanah, rasanya lautan melalui sungainya pun bisa dihabiskan untuk menghilangkan rasa haus. Jika tubuh ini sepanjang bumi dari timur hingga ke barat rasanya gunung-gunung dan hutan pun ingin kita miliki sendiri.