Minggu, 16 April 2023

ESAI

Kiat Diet, Esensi Makan dan Puasa

M. Taufan Musonip


Instalasi Patung Karya Han Meilin


"jadi sebenarnya makan enak itu diperbolehkan asal membuat kita bersyukur dan bisa berdzikir karena nikmat yang diberikan Allah melalui makanan.


Tak kalah penting daripada amaliyah tarekat adalah puasa. Bagian yang memperkuat nilai-nilai zuhud dan qonaah. Tapi inti dari puasa adalah diet, dan inti dari diet adalah merasakan lapar. Seorang matimatikawan yang menjadi pemimpin sebuah majelis dzikir di kampung saya mengatakan: 

"Saat puasa, saya lebih mudah membaca buku-buku nuansa sufistik."

Buku sufistik itu hasil dari perenungan iluminatif, kemungkinan pengarangnya menulis dalam keadaan perut lapar. Jadi membacanya pun disarankan sedang puasa. Atau memulainya dengan solat dua rokaat terlebih dahulu. Ilmu-ilmu sufistik yang mendorong amaliyah itu akan menurunkan hasrat seksual pula. Buku-buku yang meningkatkan perenungan falsafi akan sebaliknya. Jadi bagi orang yang ingin mendapatkan hasrat afrodisiak, tak perlu membeli suplemen peningkat gairah seksual. Cukup tingkatkan gairah membaca saja.

Syech Hakim Chisyti dalam buku Penyembuhan Cara Sufi, menyuguhkan kiat-kiat diet kaum sufi sesuai anjuran Nabi Saw. Utamanya tidak berlebihan dalam menyantap makanan diantaranya:

1. Padi-padian
2. Biji-bijian sereal
3. Kismis
4. Lemak
5. Kenari
6. Madu
7. Buah zaitun

Asinan Betawi

Mayoritas daftar makanan tersebut mengandung kadar gula tinggi, yang menyebabkan mudah merasa lapar. Kecuali lemak. Dalam masa modern sekarang diet yang tujuannya ingin mendapatkan berat badan ideal, terkadang ada upaya menghindari lapar. Kalori yang didapatkan harus sebanding dengan kalori saat kita masih mengkonsumsi makanan bergula. Sehingga terjadi subtitusi dari jumlah karbohidrat tertentu ke protein. Wal hasil upaya diet berbiaya mahal. 

Dalam Islam tujuan diet itu ada dalam amaliyah puasa, sedikit merasakan lapar lebih baik. Ada biaya makan yang dialokasikan untuk sedekah. Puasa tanpa kiat-kiat diet akan menjadikan waktu berbuka sebagai ajang balas dendam. Jadi sedikit karbohidrat lebih baik, sayur bayam tidak terlalu mahal menggantikan nasi, dan potensi menahan laparnya sebanding dengan nasi juga tak memunculkan efek enek seperti terong atau sayuran lain. Makanan seperti asinan betawi bisa dicoba untuk menggantikan nasi, komposisi mie yang tidak terlalu banyak dan bumbu kacang yang agak masam membuat makanan ini selalu enak disantap, juga berpotensi menahan lapar lebih baik. Kalau pun tak sanggup mengganti nasi, tetap saja gunakan makanan pokok tersebut dengan porsi tidak terlalu banyak. Pengetahuan diet ini pernah saya gunakan dan bisa menekan berat badan sebanyak 15 kg dalam waktu yang tidak terlalu lama. Tanpa diimbangi olah raga, orang akan menyebut Anda habis pulih dari sakit.

Sekarang saya mencoba diet lagi dengan tuntunan Buku Syech Chisytiyah ini (semoga Allah selalu merahmati beliau). Tujuan diet dalam Islam bukan menurunkan berat badan tapi menjaga esensi makan yang diwahyukan dalam Al Qur'an, Allah merahmati hambanya dengan bahan makanan yang terhampar di bumi, bahan-bahan tersebut kita olah agar kita bisa bersyukur, dan tidak melalaikan diri untuk menikmatinya secara berlebihan. Makan itu adalah sumber energi untuk beribadah. Makan berlebihan akan melalaikan diri dalam ibadah. 

Nabi Muhammad Saw (selawat serta salam senantiasa tercurah kepada beliau) menyukai daging paha kambing, semangka dan juga jeruk, jadi sebenarnya makan enak itu diperbolehkan asal membuat kita bersyukur dan bisa berdzikir karena nikmat yang diberikan Allah melalui makanan. Untuk menciptakan makanan enak dari zaman ke zaman manusia menciptakan alat masak sampai pada desain tungku masak yang cukup unik, sekarang menjadi tujuan para pelancong makanan untuk mengetahui keunikan cara dan bentuk alat masak. Menonton video-video wisata kuliner itu cukup indah. Dan terkadang kita ketularan untuk mencoba sebuah masakan di salah satu kota. Wisata ziarah yang dipadukan dengan wisata kuliner unik juga. Wisata kuliner untuk mengingat kehidupan, wisata ziarah untuk ingat kematian. Untuk membuat anak-cucu bersyukur atas rahmat Allah, nenek moyang kita menciptakan menu masakan. Pada akhirnya menjadi ciri khas sebuah keluarga juga suku bangsa. Diet ala Nabi Saw tetap bisa menikmati wisata kuliner. Berwisata itu dianjurkan Al Qur'an, biar mengetahui esensi pulang.

Warosatul Ambiya

Makanan enak tak boleh melalaikan ibadah, dan membuat kita makan terus. Kesehatan akan terganggu jika kita terjebak pada makanan enak yang membuat kita makan berlebihan. Kesehatan yang terganggu akan membuat kita malas beribadah. Menurut Syech Chisyti untuk mencari makan enak dan leluasa, cari makanlah di majelis dzikir. Keberkahannya akan menggantikan kelebihan porsi makan. Keberkahan makanan di majelis dzikir itu karomah Guru Mursyid, bahkan kaum sufi tarekat selalu makan bersama di malam hari selepas dzikir berjamaah. Utamakan memilih makanan yang mengandung protein dan hindarkan memilih nasi atau karbohidrat. Kecuali membuat kelompok dzikirmu tak nyaman. Sedikit nasi tak apa. Cari berkahnya.

Syech Mursyid saya Abah Anom Ra (Semoga kasih sayang Allah selalu melimpah curah kepada beliau hingga hari kiamat). Tidak pernah menghabiskan makanannya jika lidahnya sudah merasakan nikmat. Ini karena maqom ruhnya maqom ruh Guru Mursyid kamil mukamil. Warosatul Ambiya, yang menjaga budi pekerti Nabi Saw terhadap makanan. Nabi Muhammad Saw pernah terlihat makan enak karena diutus ke Bumi untuk menyampaikan syariat.

Jadi berdietlah untuk berpuasa, dan berpuasalah untuk merasakan sedikit lapar. Dan bersedekahlah.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar