Minggu, 31 Desember 2023

ESAI

Milad Abah Anom sebagai Pembelajaran Jiwa Moderat Islam

M. Taufan Musonip


"Jika Abah Anom mau bisalah dia berkata: Aku menjadi Mursyid bahkan sebelum dilahirkan. Tapi Guru Agung jauh dari perkataan seperti itu. Ia dibimbing Allah, melalui berkah karomah Guru Sebelumnya, juga melalui syafaat Nabi Saw, perkataannya penuh dengan cerminan kerendahan hati. 

 

Gus Dur (kiri) dan
Abah Anom Ra. (kanan)


1 Januari adalah kelahiran Guru Agung Syech Ahmad Sohibul Wafa' Tajul Arifin. Kehadirannya, berkah dan karomah yang besar bagi murid-muridnya yang diperkirakan jumlahnya mencapai puluhan juta. 

Konon Abah Anom Ra. Ditunjuk melanjutkan kemursyidan ayahandanya (Syech Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad) sejak beliau dalam kandungan. Tapi beliau tidak pernah mengikrarkan diri sebagai Mursyid setelah ayahandanya meninggal. 

Kalau mau Abah Anom Ra. bisa saja mengklaim kemursyidan, sesaat setelah ayahandanya meninggal berdasar pada kabar di atas. Tapi beliau memilih menyembunyikan kemursyidannya selama beberapa waktu. Sebelum para Wakil Talqin kala itu bertawajuh dan mukasyafah siapa penerus Abah Sepuh Ra. 

Selasa, 26 Desember 2023

BUKU-BUKU YANG SAYA BACA

Adab Al Nufus-nya Syech Muhasibi 

:tentang Makrifat sebagai Awal Mula Adanya Ilmu

M. Taufan Musonip



Nasihat itu mengandung ilmu dan kebijaksanaan. Ilmu mengenal kebijaksanaan karena dimulai dengan Makrifat, seperti itu kira-kira menurut Syech Muhasibi. Tanpa makrifat ilmu fiqih tak akan ada. Jangankan ilmu fiqih, iradat saja tak akan pernah ada.



The Strange Penguin
Piotr Parniak


Bisa dikatakan ilmu makrifat itu ilmu paling dihindari. Entah bagaimana ceritanya orang-orang menjauhi buah dari ilmu tasawuf ini. Orang banyak yang terkecoh, menuntut ilmu ini akan menjadikan si penuntut ilmu menjadi gila. Dan puncaknya tak lagi menjalankan syariat. 

Atau bisa jadi orang ragu akan manfaat ilmu ini, bisa diterapkan di jaman modern.

Memang seharusnya ilmu tentang ini banyak dituliskan, oleh pengamal tasawuf. Sulit menuliskannya secara non-fiksi, ilmu ini titik beratnya pada olah merasakan. Karenanya karya yang banyak dihasilkan oleh bidang ini adalah seni dan sastra. 

Dalil-dalil hadits dan Al Qur'an semata tidak cukup mengokohkan pentingnya di jaman modern ini, kecuali melalui praktik di jalur tarekat. Jalur ini pun terkadang enggan dilalui. Banyak masyarakat takut terjebak kultus individu yang berpusat pada hadirnya Guru Mursyid. Padahal salah satu metode paling mudah mendapatkan ilmu adalah mencontoh terlebih dahulu ahlak orang yang berilmu. Ini juga bagian awal dari makrifat: berupaya 'merendahkan diri' dengan belajar berguru.

Adalah buku Adab Al Nufus yang dialih judulkan dalam bahasa Indonesia menjadi Tulus Tanpa Batas, salah satu buku yang tidak seperti Tanwirul Qulub, tidak banyak memasukkan dalil-dalil Al Qur'an dan Hadits, namun seolah menjadi penerang dari buku-buku tasawuf lainnya.

Kamis, 14 Desember 2023

ESAI

Sastra Profetik dari KAKS, Wittgenstein hingga Potret Manusia

M. Taufan Musonip



"Sastra adalah medium pengucapan yang mungkin untuk memotret realita kepada sudut-sudut yang tak mungkin bisa dibicarakan. Jika kita harus mengingat filsafat bahasa yang pernah muncul dan berkembang di Inggris, tokoh-tokohnya tak lain seperti George Moore, Bertrand Russel, Wittgenstein hingga Whitehead. Terutama Wittgenstein, pernah mengatakan filsafat adalah apa yang harus dibicarakan, yang tidak bisa dibicarakan tak perlu dibicarakan (K Bertens).



Autumn Shining (1970)
Aemura Atshusi


Buku Kembali ke Akar Kembali ke Sumber (KAKS) adalah buku pemetaan Pembaruan sastrawan Islam hingga tahun 2000an. Mungkin sebenarnya sebanding dengan Buku Angkatan 66 atau Gema Tanah Airnya HB Jassin. Dalam Sastra Sunda ada Ngalanglang Kasusastraan Sunda yang ditulis Ajip Rosidi, sebagai pemetaan pembaruan kesusastraan Sunda pra dan Pasca kemerdekaan.

Sehabis itu buku-buku pemetaan pengarang sastra belum ada lagi. Juga bagaimana sebenarnya perkembangan sastra profetik pasca KAKS itu? Apakah ada anak muda sastra pasca 2000 yang menonjol menulis sastra Islam bergaya profetik?

Pada satu dekade yang lalu, sebenarnya di Bekasi ada gerakan menulis puisi Nadhoman. Yang merintis itu penyair muda keluaran Pesantren Madura yang kebetulan merantau sekolah di Bekasi. Nadhoman itu gaya menulis sajak klasik Islam. Dalam pelajaran Sastra Arab didapati gaya menulis syair nadhoman ini, kitab Alfiyah dan Imriti. Kemungkinan gaya syair ini dipakai agar pelajaran pakem gramatika bahasa arab bisa mudah diingat para penuntut ilmu. Seni nyatanya membantu ingatan dari pada bacaan biasa.

Nah, konsep itu dipakai untuk menulis puisi modern oleh anak muda dari Madura tadi. Pemimpin komunitasnya Budhi Setyawan malah menulis puisi satu buku berkonsep Nadhoman ini berjudul Sajak-sajak Sunyi, yang di dalamnya menyuarakan puisi-puisi bebas. Artinya tidak fokus pada sastra Islamnya. Mengambil pakaiannya saja. Tapi karena bunyi yang harus diciptakan oleh konsep Nadhoman itu puisi-puisinya tentu memiliki geliat yang unik. Kita juga memiliki Acep Zamzam Noor yang beberapa karyanya bermotif Qur'ani berupa puisi perulangan. Buku esainya yang pernah diterbitkan Puisi dan Bulu Kuduk.

Sabtu, 09 Desember 2023

ESAI

Semua Orang Bisa Berubah Teruslah Bergerak

M. Taufan Musonip



A Clear Day, 1963. Uchima Ansei



"Jika orang Aswaja kalah terus dalam perlombaan datang ke masjid saat subuh dan ghirohnya hanya pada pembangunan masjid, maka bukan tak mungkin orang wahabi akan mendapatkan simpati masyarakat Islam. Verifikasi filsafat mengenai "orang wahabi selalu datang lebih dulu" adalah bahwa pada hakikatnya Allah bisa menggerakkan siapapun.


Sejak masa kolonial dan era modern oleh orientalis umat Islam dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan istilah berbeda-berbeda awalnya Snouck Hourgronje, memisahkan umat Islam dalam kegiatan ibadah dan muamalah terutama muamalah politik. Pemerintahan kolonial kala itu didorong agar memfasilitasi ibadah umat Islam tapi mengawasi betul dalam kegiatan politik. Snouck tidak mengamati kelompok modern Islam. Tapi kelompok tarekat. Dalam beberapa literasi, Snouck bahkan menyamar menjadi orang Islam untuk kegiatan mata-mata itu di hadramaut.

Perkembangan selanjutnya kelompok Islam juga dikelompokkan menjadi Abangan, Santri dan Priyai oleh Clifford Geertz, ada juga yang mengelompokkan menjadi fundamental, liberal dan moderat.

Tulisan ini tidak akan membahas golongan-golongan Islam dengan cara pandang politik. Tapi dengan cara pandang kebudayaan. Melalui pengamatan baik Kasbi maupun Wahbi

Sabtu, 02 Desember 2023

ESAI

Yang Bergerak dari Akar yang Bergerak dari Cabang

M. Taufan Musonip


"Yang satu bergerak dari atas yang satu dari bawah. Yang satu abangan yang satu santri. Yang satu menemukan Allah dari ilmu nuklir, yang lain menemukan ilmu geodesi dari surat Al Hadid ayat 25


Momiji 2 karya Namiki Hajime
Karya Pelukis Jepang

 

Mempelajari Nahwu Shorof itu sedap-sedap nikmat. Seperti mempelajari matematika, kalau matematika itu sistem simbol dalam angka,  kalau nahwu shorof ini sistem simbol dalam gerak bahasa arab. 

Tapi yang paling indah adalah menarik pelajaran dari ilmu nahwu ini. Semua bergerak karena matbunya. Dalam shorof semua berkait pada fiil madhinya, untuk bisa menemukan suatu kata dari berbagai bunyi, sedangkan dalam ilmu nahwu semua kalimat yang memiliki matbu, ia akan bisa berbunyi rofa (dhommah), nashob (fathah), dan Jer

Matbu itu pusat, akar. Kita pernah mendengar buku Penyair bermotif profetik seperti Kembali ke Akar Kembali ke Sumber. Akar itu tradisi yang diaktualisasikan dengan wahyu, tapi Abdul Hadi dan penyair profetik yang disebutkan dalam buku kumpulan esai di dalamnya itu memilih kata sumber, sumber itu adalah wahyu  Al Qur'an sendiri. 

Sabtu, 25 November 2023

PUISI


Jalaludin Rumi
Pelukis belum diketahui





Jalan Tengah


Tak akan ada jalan tengah

Jika kau selalu merasa pongah

Jadilah Al Ridwan tunduk dan tegakmu

Kau tanggalkan kehormatan sama halnya bangkitkan rasa bangga


Jadilah dirimu sendiri tapi tetap mawas

Tetaplah bicara tapi hatimu bersamaNya

Lidahmu di dalam ruang bibirmu

Yang luasnya seluas samudera


Pribadi iqbalmu adalah ahlak terbaik

Ambil duduk menyepi dalam hutan dzikir setiap pekan

Bangun api unggunmu di muka tendamu

dengarkan keretak apinya bicara


Api unggun adalah gejolak dada mudamu

Yang akan hidup dalam sanubarimu

Menjadi terdidik seperti matahari

Atau malam dengan bintang dan rembulan

Senin, 20 November 2023

ESAI

Nasihat-Menasehatilah seperti Bicara di Depan Cermin

M. Taufan Musonip




Lukisan Edward Hopper (1882-1967)
Haskell's House (1924)



"Sifat nasihat yang dua arah itu, akan menciptakan budaya saling menasehati. Sifat nasihat yang dianggap dialogis atau searah-keluar akan menciptakan budaya sungkan. 


Ada nasihat pragmatik seperti ini di kalangan aktifis tarekat: 

"Nasihati terlebih dahulu dirimu, sebelum menasihati orang lain..."

Nasihat ini hasil 'perjalanan ke dalam' kaum sufi, untuk mengajak masyarakat memperbaiki diri. Bagaimana suatu masyarakat menjadi baik, kalau tidak ada usaha perjalanan ke dalam terlebih dahulu. Rekonstruksi pemikiran agama ala Iqbal mana mungkin terjadi kalau tak ada perbaikan ahlak pribadi terlebih dahulu.

Banyak masyarakat tak memahami proses ini. Juga sebenarnya yang melayangkan nasihat di atas. Kalau saja nasihat itu bersifat dialogis, tetap sifatnya ke dalam juga. 

Kalau semua nasihat sufi bersifat ke dalam semua, tak akan ada khidmat ilmiyah dalam setiap manakib, tak akan ada kitab-kitab sufi yang dibaca lalu disampaikan. 

Jumat, 17 November 2023

ESAI POLITIK TAREKAT

Ketika Orang Tarekat Menghadapi Pemilu

M. Taufan Musonip



Lukisan Jean Michel-Basquiat



"Siapa calon presiden atau parpol yang mewakili suara kaum tarekat? 


Yang paling malas  dalam aktivitas menulis di blog ini memang membahas politik. Fokus tulisan di blog ini akhir-akhir ini tentang tasawuf. Karena penulisnya memang sedang dimabuk cinta gerakan tarekat. Jadi agak terpaksa juga menulis tentang politik. Hehehe

Kalau tidak membahas politik nanti dikira orang tarekat anti dunia. Makanya sengajalah dibuat bab Esai Politik Tarekat. Tarekat tidak anti politik. Sebab politik itu fitrah. Belakangan para Mursyid TQN terlibat dalam politik praktis. Abah Anom Ra. dalam Golkar ada juga yang terlibat aktif di PPP juga belakangan PKB.

Tapi sebenarnya tidak ada gerakan yang tidak mengandung partisipasi politik. Pergi ke jamban saja perlu langkah politik. Apalagi uzlahnya kaum sufi. Uzlahnya kaum sufi itu seperti walk-outnya anggota parlemen dari anggota parlemen lainnya dalam tensi perdebatan yang tinggi.

Kamis, 16 November 2023

ESAI

Bagaimana Ilmu Menggapai Kebijaksanaanya

M. Taufan Musonip


"Menurut Syech Al Harits Muhasibi dalam kitab Tulus Tanpa Batas, pengamalan ilmu tanpa hati yang bersih akan memunculkan sikap sombong dan riya. Lebih jauh lagi hati yang kotor akan melupakan tujuan ilmu, tujuan ilmu adalah mengenal Pemilik Ilmu, dan amal itu sendiri. Mengenal Pemilik Ilmu mengetahui betapa penuntut ilmu itu memiliki banyak keterbatasan baik dalam menerima atau mengamalkannya.

 

 
Gambar diambil dari blog Jade in Japan
Gunung Fuji Dilihat pada Malam Hari




Belakangan saya haus sekali membeli buku. Tanpa sadar kenyataannya waktu untuk membaca sudah semakin jauh berkurang. Bukan hanya kesibukan. Ternyata ruang sosial lebih membutuhkan saya dari pada ruang baca.

Setiap kali hendak membaca atau menulis selalu ada interupsi, terutama interupsi si kecil, Tanara. Ingin diajarkan banyak hal sambil bermain. Anak perempuan nyatanya lebih suka bermain dengan Ayahnya.

Ternyata alam pengajaran tidak hanya menginginkan saya seterusnya menjadi Muta'alimin. Saya harus berperan menjadi guru pula. Dan ini bagian yang sulit. Paling sulit adalah menjadi guru dari anak balita. Ajakannya sering dianggap bukan ajakan pengajaran. Padahal pengajaran usia dini itu fase pengajaran paling penting. Dan mengoleksi buku pengajaran anak balita, tidak menjadi perhatian khusus.

PUISI


Lukisan Magdalena K. Krusiak (L. 1977)
Tanpa judul, oil on canvas 35x45






Transendensi yang Tertangguhkan


sejak engkau datang 

mengendap masuk ke dalam 

relung kamarku yang 

pencahayaannya tidak begitu baik

sinar matamu membunuh 

suara gelisah tetes air

yang menggila setiap 

hampir menuju subuh

aku selalu menitipkan debar itu

di daun pintu, memperkirakan

selembut apa engkau menggerakkan

genggamannya

 

ada banyak molekul yang datang

mengisi apa yang tengah rapuh

lalu tumbuh dalam senyawa kebahagiaan

ada sang alkemis menyatukan cahaya dan kesunyian

dengan nada ritmis di telapak tangannya


kenapa sejak engkau munculkan 

wajahmu di daun pintu

lantas menarik diri?

Minggu, 12 November 2023

ESAI

Solat Istisqo, Bintang Sirius dan Wali Jarak Dekat

M. Taufan Musonip



"Family" Gustav Klimft 
(1862-1918)



Musim panas telah usai. Hujan yang dirindukan telah datang. Karena datangnya disebabkan rindu, air hujan tak langsung pergi dari jalanan. Bahkan semalam atap rumah kami bocor. Tanara memainkannya riang gembira. Ini kali, anak ini sudah mengerti arti hujan. Setelah saya mengajarkan prinsip sederhana tentangnya:

"Yang menghidupkan segala yang hidup!"

Ia memainkan air lagi. Dengan jemari kecilnya seperti ingin bertanya: apakah ini datang langsung dari Allah Swt?

Ngaji tafsir Jalalain tetap dilakukan meski air hujan masih menggenang di pikiran kami antara senang dan repot. Senangnya, mencoba merasakan gembiranya kaum tani. Irigasi untuk sawahnya kembali lancar. Tanaman kebun kembali mekar. Air sumur kembali meningkat debitnya. Repotnya itu tadi, kami berhadapan dengan bocor dan banjir. Tapi repot dan senang seharusnya tak melupakan rasa syukur atas rahmat Allah melalui hujan.

Di kota tempat kami menjadi mukimin, tidak terlalu terpengaruh dengan musim kering kecuali keluhan suhu bumi yang tinggi. Itu pun hampir semua rumah memasang ac. Dan kebanyakan waktu kami bekerja di ruangan yang juga ber-ac. Ac ini salah satu penyebab efek rumah kaca. Menyebabkan debit air di Sungai Tigris dan Eufrat sebagai sungai kelahiran peradaban menurun drastis juga ratusan kilometer es di kutub utara mencair.

Kyai Zaki, Kyai muda pengampu Tafsir Jalalain tiba di masjid beberapa hari ini dengan berjalan kaki. Mengurangi emisi karbon, dan bisa berefek menurunkan berat badan. Beberapa hari sebelumnya beliau kerap berkelakar tentang musim kemarau. 

"Tak ada yang ngadain Istisqo!"

"Memang kenapa, Yai?" Tanya saya polos.

"Tes ketakwaan!" Katanya sambil tertawa.

Saya bertanya dalam hati, memang kenapa tidak ada yang mengadakan Istisqo. Apakah hubungan masyarakat kota dan desa sudah terputus? Bukankah beras yang kita makan di kota adalah beras dari desa yang olahannya ditentukan oleh debit air.

Minggu, 29 Oktober 2023

PUISI




The Moons Fall a Thousand Time
Naemeeh Naemaei




Kalbu Sang Raja

M. Taufan Musonip


Takkan mungkin orang yang telah menemukan gerak kalbunya. Menyukai kebodohan. Asahlah rasa benci kepada kesombongan di atasnya. Mahkotamu hijau jamrud. Yang membuat kepalamu tunduk ke tanah. Tapi lehermu akan selalu tegak pada kegelapan yang berkuasa di balik pintu istanamu. 

Saat kau tutup pintu istanamu. Maka kau akan di serang ribuan liliwa. Biarkan cahya wahyu masuk dan jadikan kalbumu tempayan. Filsafat ilmu adalah ghodobmu. Meriam pertahanan dan serdadu.

Saat cahaya lembut wahyu berpendar tegas ke arahmu, kau tertunduk. Meski kursi kuasamu bisa mendengar syahwat perang dari kejauhan. Ilmu dan wahyu telah membuatmu menjadi penguasa. Sedangkan dirimu telah lama terdiam dalam suatu keasingan di menara riyadhoh.

Kamis, 26 Oktober 2023

PUISI





Lukisan Karya Callida Rowles
Trancend (2018)



Aku Mencintai Pikiran-pikiranmu

M. Taufan Musonip


Aku mencintai pikiran-pikiranmu. Meski orang-orang tak mengerti dan bergerak seperti angin, menerbangkan halaman-halaman buku karanganmu

Aku menyukai saat-saat kau duduk

Di kamar ruang baca. Dengan jendela terbuka. Menceritakan pengajaran aristoteles yang suka mondar-mandir di hadap muridnya

Orang bodoh mengatakan aristoteles cerdas

Orang cerdas mengatakan aristoteles bingung. Orang bijak mengatakan aristoteles hanya memerlukan sahabat. 

Orang bodoh bernasib baik dibanding orang fasik. Mereka mencari guru sejati. Ingin menjadi si bodoh mutlak. Keduanya bergerak 

silang temu di taman plato.

PUISI




Lukisan Syaiful Adnan
Fisabilillah (1977)




Puisi dan Fitrahnya

M. Taufan Musonip

Kemana perginya para penyair saat negerinya bergolak. Di mana bahasa simbolmu?

Penyair tak boleh lemah mengandalkan pemilu dan partai partai. Kebenaran itu adalah kesadaran yang harus dibangun setiap saat. Puisi bisa terus bicara, berita dan pidato politik tidak. 

Puisi bisa terus berdzikir. 

Ketika ulama dan intelektual dipaksa berhenti berpikir. Tapi apa yang menyebabkan puisimu tidak bicara?

Sejak kapan ia kehilangan fitrahnya?

Minggu, 15 Oktober 2023

BUKU-BUKU YANG SAYA BACA

Buku Sastra sebagai Penjaga Akhlak dan Seruan Pembaruan

M. Taufan Musonip



"Para penulis sastra ini menulis tema yang sangat luas sekali. Karena ia beragama Islam dan ingin mengembuskan nuansa Islam di dalam karyanya maka sebutlah ia sastrawan Islam. Ia ingin menulis untuk membenarkan banyak sekali salah kaprah tentang ajaran Islam yang dikaitkan dengan mitos tertentu dalam suatu film horor. 


Avanue of Pines (1997)
Nakazima Tsuzen



"Apa yang dipakai dan dilihat akan mempengaruhi mental dan prilaku seseorang," Begitu Fudholi pernah berkata secara tersirat dalam dua cerpennya Potret Manusia dan  Madam Perret yang dibundel dalam satu buku dengan judul diambil dari judul cerpen pertama.

Potret Manusia melukiskan seorang diaspora yang mengubah penampilannya menyesuaikan negeri tempat tinggalnya yaitu eropa dari memakai serban menjadi jas dan pantalon. Dari berjenggot menjadi seorang yang klimis, perlahan-lahan ia pun menjadi orang barat, menjalani seks bebas dengan mental ganda. Bagaimanapun ia masih membawa ruh ketimurannya meski raga dan jiwanya menjadi barat.

Sedangkan Perret adalah seroang wanita Prancis yang glamor. Tapi ia merasa di luar dirinya adalah musuhnya, ia dihadapkan pada kecurigaan akan perselingkuhan suami dengan rekan kerjanya. Tapi ketahuan ia adalah penikmat gambar-gambar porno.

Yang dilihat dan yang dipakai akan mempengaruhi cara pandang Anda. Awalnya hanya merasa sedang mengubah kebiasaan. Tapi perlahan namun pasti akan mengubah tabiat Anda. 

Selasa, 03 Oktober 2023

ESAI

Hukum Paradoks dan Filsafat Kebahagiaan

M. Taufan Musonip


"Guru Mursyid mengembangkan layar ketahanan pangan kapal besar tarekatnya. Dan Anda bisa hanya mencicip sedikit, mengambil berkahnya. Atau memberikan jatah makan Anda pada kaum papa. 



"Crows in The Moonlight
After Ogata Korin" Lukisan Jepang Karya
Sakai Hoitsu

 


Tahukah Anda kisah seorang tukang cukur tua dalam kumpulan cerita berjudul Potret Manusia, yang menjadi mualaf namun hidupnya tragis. Ia ditinggal mati oleh istrinya dan lebih-lebih anaknya menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan. 

Ia mengalami trauma mental. Tapi tetap bekerja sebagai tukang cukur juga sebagai pemilik kios barber yang memimpin dua tukang cukur muda. Suatu kali sakit traumanya kambuh saat mengingat si anak gadis, ia kemudian menggorok leher pelanggannya sendiri.

M. Fudholi Zaeni piawai membuat cerita nuansa religi yang diselipkan ke dalam peristiwa yang simbol agamanya justru diperhalus bahkan sangat samar. Di dalam buku Kembali ke Akar Kembali ke Sumber, Fudholi adalah salah satu nama pelopor sastra profetik dan sufistik yang kental unsur transendennya. Transendensi itu bahasa asing, bahasa lokalnya adalah sare'at, suatu nilai-nilai kewahyuan yang bisa menghidupkan sistem kehidupan modern atau kontemporer.

Minggu, 01 Oktober 2023

ESAI

Kembali Membaca Buku sebagai Orang Tarekat dan Keanehan Membaca Buku Sastra

M. Taufan Musonip


"Dzikir itu inti dari agama. Dalam pengajian kitab Minahusaniyah, dzikir adalah posisi tertinggi dari ibadah apapun meskipun seorang pedzikir hanya akan mendapatkan derajat seorang abid. Alasannya sederhana, dzikir itu bisa terus dilaksanakan, tidak seperti solat atau ibadah lain yang terbatas dengan waktu. Menghubungkan dawuh Abah Anom Ra. di atas berarti fitrah dari kerja pikir itu terbatas. Pikiran itu berkait erat dengan raga yang merupakan zahirnya alam semesta.


Lukisan Karya Kazuko Shiihasi
"Cobalt Blue Hill" 2022

 


Meskipun saat memasuki pesantren Suryalaya orang disambut oleh gedung kampus dan kios-kios buku. Rasanya bab membaca tetap belum menjadi bagian penting dalam usaha menambah motivasi amaliyah dzikir dan pengetahuan ketarekatan. Upgrading II pun belum juga digelar kedua kalinya, isinya adalah pembahasan ketarekatan melalui pendekatan berbagai disiplin ilmu, pematerinya dari kampus IAILM. Saya rasa bagus sekali isinya. Orang ditingkatkan pemahaman keilmuannya, dan otomatis sebenarnya diajak untuk mau membaca buku. 

Pada suatu kesempatan saya mendapati buku Tanbih dari Masa ke Masa, isinya ada menyebutkan untuk tidak tipoporoséa teuing kana nyiar élmu, dari tokoh penyalin dan saksi sejarah perubahan naskah Tanbih Abah Sepuh Ra. dari masa ke masa, dimaknai oleh si pengarang yang merupakan anak kandung dari sang penyalin tsb sebagai ungkapan untuk mendapatkan ilmu lebih aplikatif. Padahal ilmu ketarekatan bukan ilmu aplikatif tapi syarat perenungan dan tafsir baik dalil-dalil Aqli maupun naqli juga ilmu-ilmu umum.

Anak Kunci

Ajengan Wahfiudin Sakam pernah berkata bahwa sejak ia menjadi murid tarekat, ia telah mengunci lemari bukunya. Bahkan membuang anak kuncinya. Wakil Talqin Abah Anom Ra. yang kerap menalqin dzikir dengan didahului khidmat ilmiah tentang ilmu tasawuf dan tarekat ala ilmuwan karena kerap menyampaikan melalui layar power poin mengaku awalnya ia seorang pengikut wahabi, entah karena buku-buku wahabinya ia menceraikan buku-bukunya atau memang setelah ia menjadi murid tarekat ia menganggap seluruh ilmu beresiko merintangi amaliyah dzikirnya. Tapi kalau begitu dari mana Kyai Wahfi awalnya mengetahui tarekat kalau tidak dari buku?

Kamis, 28 September 2023

ESAI

Tantangan Mas Jiwo, Rukun Ihsan dan Masyarakat

M. Taufan Musonip


"Guru Mursyid akhir jaman seperti beliau mengetahui urgensi rukun Ihsan dalam perjalanan Indonesia modern, yang serba rasional, serba materialis itu harus diawasi prinsip-prinsip keihsanan orang Islam sebagai masyarakat mayoritas.

 


Tea for Two (1961) karya Pelukis Jepang
Abe Nobuya


 

Tantangan Mas Jiwo kepada Ustad Latief agar ia mau mendirikan solat menjadi perbincangan populer pula di kalangan tarekat. Di sela-sela acara manakib atau dalam perjalanan ziarah. Mereka juga  merasa perlu menjawab tantangan Mas Jiwo yang kejawen itu. Jawaban Ustad Latief dianggap mengecewakan, seharusnya, Ustad berlogat Makasar itu tidak langsung menjawab secara Qur'ani. Tapi logika dengan logika! 

Apa pentingnya masalah ini bagi kaum tarekat dan Umat Islam secara keseluruhan? Untuk apa solat, toh masih bisa korupsi? Kata Mas Jiwo. Dan untuk apa menjadi orang beragama kalau kita mudah melarang orang menikah beda agama?

Senin, 18 September 2023

PUISI


Instalasi Patung
Karya Berit Hildre "sister"
Material Bronze Patina



Mataku, Saripati Ilmu dan Hasrat

M. Taufan Musonip


Mata batinku, adalah saripati ilmu pengetahuan. Yang menjaga buku-buku dari jamur waktu dan kesia-siaan. Dengannya aku berlari menerobos alam zawahir. Suatu keadaan merdeka di mana aku bisa menemukan Api Muhammmad di Goa riyadhohku.

Roh dan ilmu pengetahuan saling membakar diri

Mata pengetahuanku adalah dorongan hasrat yang terdidik dalam jiwa Iqbal. Yang menjaga rohku dari gejolak api yang menyembelih akal. Dengannya aku diam menyepi. Aku bergaung di kamar perpustakaanku. Mursyidku menyimpan setangkai mawar di halaman buku. 

Wangi dan air jamali saling memeras diri.

Minggu, 17 September 2023

ESAI POLITIK TAREKAT

Jika Sufistik Sudah Meresap ke Dalam Alam Politik Indonesia

M. Taufan Musonip


"Prof Yusril dan Prof Rais adalah aktor reformasi yang keduanya saat itu sangat berpeluang menjadi Presiden. Kebetulan keduanya kalau tidak salah dari Muhammadiyah, dan juga dua di antara tokoh Islam Rasional. Tapi keduanya gagal menjadi presiden, keduanya pula saling berseberangan, dan yang menjadi Presiden saat itu representasi kaum sufi yaitu Gus Dur. 


Karya Fotografi Buah Tangan
 Ganesh Kumar Perumal. "Silent!"

 

Dalam Esai: Tasawuf Tidak Meruntuhkan Filsafat Islam saya mengirim pesan politik Islam di tangan kaum sufi. Tentu berdasarkan kajian sederhana tanpa didukung riset berbiaya. Hanya membaca buku-buku yang dibeli dari sekian persen gaji saya. 

Ini konsep politik kaum sufi dalam tulisan tersebut: Feminisme Islam, yang akan berdampak pada lahirnya budaya politik sosialisme religius, teknologi berkelanjutan berbasis lingkungan berdasar pada sains bernuansa ilahiah, serta mengedepankan estetika kreatif dalam pendidikan, dibanding pendidikan vokasional.

Ide politik bisa dijunjung setinggi-tingginya. Prakteknya yang sulit. Kaum sufi harus mencari visi misi parpol yang sejalan dengan konsep politik di atas. Kalau mau mengamalkan ide tersebut secara murni harus mendirikan partai. Partai politik lahir karena budaya dan peradaban suatu kelompok.

Minggu, 10 September 2023

DARI PUSARA KE PUSARA

Kuliner di Sekitar Makamat Jamuan Para Wali

M. Taufan Musonip


"Hal itu karena orang Sumedang sangat inklusif, mereka sebenarnya mengajak bicara orang luar daerah dengan bahasa Indonesia. Tapi di satu sisi orang luar daerah membiasakan berbahasa Sunda karena menghargai keramahan orang Sumedang. 


Tribute to La Tour (1998) Oil On Canvas
Pelukis Fernando Botero


Bagi peziarah hendaknya tidak berpuasa saat melakukan rihlah dari pusara ke pusara. Di tiap lokasi makamat, temuilah para pedagang makanan. Cari makanan yang menjadi ciri khasnya. Para wali yang hendak kita ziarahi pernah menyantap makanan yang sama. Jadi makanan yang tersedia di sekitar makamat, adalah jamuan para Wali pula

Bagi para wali makanan itu penting. Menjamukannya di hadapan tetamu adalah tradisi Islam. Sebagaimana kegemaran Nabi Ibrahim As. Syech Abu Said Ibn Abu Khair, pendiri tarekat pertama di Khurasan melawan pembencinya dengan makanan, seperti disebutkan dalam buku kumpulan kompilasi karya Sufi Masyur Laila dan Majnun. Pembenci Abu Said adalah orang pemerintahan, sebagaimana yang dilakukan kepada Suhrawardi dan Al Hallaj, mereka ingin membunuh Syech pendiri Khanaqah pertama ini karena ritual sama' (musik) dan juga perkumpulannya banyak didatangi kaum papa. 

Pertunjukan musik dan kehadiran kaum papa kaum sufi sejak dulu selalu diartikan sebagai perlawanan kepada kepercayaan politik yang mapan. Tapi Syech Abu Said diselamatkan dengan karomahnya menyediakan makanan enak. Perencanaan pembunuhan terhadapnya gagal. Bahkan si perencana seakan tertarik terhadap komunitas tarekat Syech Abu Said. Sayang sekali tidak diceritakan makanan enak apa yang disediakan kepada si pembenci.

Rabu, 06 September 2023

BUKU BUKU YANG SAYA BACA

Tanwirul Qulub sebagai Kitab Sahih Pegangan Kaum Sufi Tarekat 

---juga sebagai Buku Proses Kreatif Kepenulisan

M. Taufan Musonip



Sebab Guru Mursyid tidak membimbing murid-muridnya layaknya guru biasa, pendar cahaya kenabian di dalam ahlak dan keberkahannya akan menjadikan murid-muridnya meningkatkan intensitas ibadahnya, menghantarkan rasa haus dalam mencari ilmu. Hatta, murid itu hanya duduk hadir bersama Guru Mursyid.


Lukisan Jean-Michel Basquiat
"Untilted" 1985



Kitab Tanwirul Qulub ditulis oleh Syech Amin Al Kurdi. Yang dikatakan oleh Martin van Bruinessen dalam Buku Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat sebagai kitab yang tidak diketahui asal-usulnya bisa sampai ke dalam tradisi sufi di Indonesia. Martin mengatakan, nama Amin Al Kurdi tidak begitu populer dibandingkan kitabnya sendiri.

Akan tetapi di dalam Tanwirul Qulub, Syech Amin Al Kurdi menyebutkan namanya bagian dari silsilah Guru Mursyid Tarekat Naqsabandiyah. Dalam Tradisi Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah Suryalaya, Tanwirul Qulub kerap disebut oleh para mubaligh dan Wakil Talqinnya, dan rasa-rasanya telah menyublim dalam lisan para ikhwannya. Seperti ungkapan ini:

"Wali Mursyid yang sudah meninggal dunia akan tetap membimbing para muridnya, bahkan berkah karomahnya semakin meningkat karena sudah tak terhalang lagi oleh hijab badani."

Ungkapan itu menjadi pegangan ikhwan TQN Suryalaya tetap setia pada Abah Anom Ra. Karena secara faktual memang Abah Anom tidak mengangkat penggantinya setelah beliau wafat. Meskipun terjadi juga perpecahan: golongan pertama adalah golongan yang meyakini kemursyidan berlanjut kepada salah satu Wakil Talqinnya yaitu Abdul Gaos Saeful Maslul juga ada yang berijtihad mengadakan Badal Talqin, untuk mencermati semakin berkurangnya jumlah wakil talqin. Hal ini sudah saya tulis dalam Esai: Memilih Mayoritas, Memilih Struktur yang Kuat.

Selasa, 29 Agustus 2023

FOTO TERBAIK SEPANJANG PEKAN


Diam Dan Geraknya adalah Perjalanan
M. Taufan Musonip



 

Foto di atas saya anggap yang terbaik sepanjang pekan. Ustad Muhammad Taufik (kanan) dan Bang Sanin (kiri) selepas Manakib Suryalaya 11 Shafar 1445H/28 Agustus 2023.

Ada cahaya warna kuning hinggap pada keberadaan dua insan bersahabat itu, lampu itu secara lahir di dapat dari lampu tiang penerangan ke arah masuk masjid Nurul Qolbi, yang pagi itu sudah disesaki jamaah Manaqib. 

Kami datang terlambat. Karena keperluan masing-masing sebelum hendak safar ke suryalaya. Dan hanya mendapatkan tempat solat dan duduk mendengar kuliah subuh dalam corong suara dari menara masjid.

Senin, 21 Agustus 2023

CERPEN

 Sam dan Buku-buku Babonnya

M. Taufan Musonip


"Tiba-tiba ia berpikir apa artinya bukunya buat masyarakatnya. Berita tentang korupsi masih merajalela, bahkan kaum mafia di negeri ini masih menjadi pusat kembangnya Negara Bangsa yang ia sebut itu.

"Horizon" karya fotografer Jepang
Saka Yu

 

Seorang Guru Besar dalam masa tuanya, tengah duduk di antara buku-buku babon karangannya. Hari-harinya memang dihabiskan menganggur seperti itu. Terkadang ia tak memedulikan lagi kesehatannya, ia merokok hanya agar bisa melepaskan kepenatan. Tak peduli lagi akan menurunnya fungsi paru-paru.

Di satu sisi ia memperjuangkan rasionalisme, tapi di sisi lain kalau soal rokok, ia berpihak kepada metafisika: paru-paru akan berdamai dengan rokok sejauh digunakan untuk berpikir. Selamanya akan baik-baik saja sampai mati.

Tapi rasanya ia mencurigai adanya gangguan kreatif block di otaknya alias anti klimaks, karena karangan-karangannya sebelumnya telah hampir menghabiskan rasa intelektualnya selama ia hidup, rasanya dalam perjalanan intelektualnya sampai setua itu tidak lagi ia sanggup menemukan hal baru. 

Sekarang yang ada dalam hatinya hanya ingin bermalas-malasan. Tapi itu juga yang terkadang menyerangnya di hari-hari menganggurnya, ia kadang tiba-tiba terbangun dengan mengompol. Atau terbangun dengan perasaan penuh kecemasan. Istrinya saja sudah tak bisa mendamaikannya. Padahal ia sudah mendapat nasihat terbaik dari istrinya itu:

"Karya-karyamu itu cukup buatmu, bukan saja kau yang harus bangga. Kami semua bangga padamu," lalu dipeluknya ia, sejenak ia merasa nyaman.

***

ESAI

Al Madzjdubussalikin sebagai Pintu Masuk Menjadi Murid Tarekat

--- Cara Mudah Mengamalkan Amaliyah Harian dalam Kitab Ibadah

M Taufan Musonip



Gunung Fuji, Sebuah Karya Fotografi
Dari Yamaguchi Prefecture



"Tentang talqin dzikir falsafahnya ada dalam buku Miftahus Shudur, jika masih malas membacanya, baca hadits Nabi Saw tentang talqin dzikir yang kalimatnya berbentuk Fiil Mudhori: yang akan mati itu, bukan hanya ditujukan kepada orang yang sedang sakaratul maut, orang sehat pun sama-sama akan mati

 

Jika seseorang diberi kitab Ibadah milik Abah Anom Ra. Ada tiga kemungkinan reaksi seseorang itu jika ia menolaknya. Pertama, jika dia orang pintar (ahli baca) merasa buku itu tidak ada apa-apanya hanya berisi amaliyah solat dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kedua, jika orang berpengetahuan, yaitu orang yang tahu kalau tuntunan ibadah solat yang dirunut di dalamnya ternyata diberlakukan juga di Inabah, asrama bagi para pemakai narkoba, merasa tak layak untuk mengamalkannya. Ketiga, orang malas ibadah, yang baru mengamalkan solat lima waktu dan baru tahu beberapa solat sunnah di luar solat rawatib, akan menganggap amaliyah dalam kitab tsb sangat berat.

Jika dijumlah solat yang dianjurkan dikerjakan oleh kitab ibadah maksimal: 90 rakaat per hari. Dengan solat yang dianggap paling berat adalah solat tasbih 4 rakaat dua kali salam, karena harus membaca tasbih tiap-tiap rakaat 75 kali. 

Minggu, 20 Agustus 2023

PUISI

 

Lukisan Pablo Picasso "Three Sardines"


Gadisku

M. Taufan Musonip


Gadisku,

Kau mengurungku. Seperti jiwa sufi

Yang tersandera pesona Guru Mursyidnya

Penjaramu, adalah kotak non-eksistensialku

Tapi dihadapmu aku esensi eksistensial


Gadisku, 

Kau lautanku, menghalangi samuderaku.

Aku bicara banyak hal. Kau mengatakannya sedikit.

Hingga para kelasi tak memahami takdir pelayarannya

Hanya tahu bahasa embusan angin dan tarian awan awan


Gadisku,

Air laut tiba di kakiku, ingin membebaskanku

Tapi cinta tak pernah kenal kata bebas

Kecuali kau jadikanku darah para syuhada

Aku akan menyatu dengan laut, biar engkau rasakan anyirnya rindu.

Jumat, 18 Agustus 2023

DARI PUSARA KE PUSARA

Pengalaman Berziarah ke Makam Mama Falak Pagentongan

-Pesona Dua Keturunan Ulama Thoriqoh Sekaligus Ulama Syariat, Membuat Kami Lalai Solat Isya

M Taufan Musonip



Lukisan Mama Falak, di Kediamannya

 

"Aku punya rasa berbeda bertemu kalian, tidak semua orang asing yang datang kesini saya tunjukan langsung pada Syech Hakim."


Rihlah dari pusara ke pusara sama halnya perjalanan menuntut ilmu, lahir maupun batin. Ulama masa lalu selain ahli ilmu juga seorang wali, salah satunya yang akan saya ceritakan ini adalah perjalanan ke Makam Mama Falak Pagentongan Bogor.

Mama Falak atau Tubagus Muhammad Falak Bin Tubagus Abbas adalah ulama dibidang Tafsir Qur'an, Ilmu falak, dan ilmu fiqih. Beliau juga ahli di bidang Ilmu Tasawuf, dan pengamal, juga salah satu Guru Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah dengan berbaiat langsung pada Syech Abdul Karim Banten, seangkatan dengan Syech Al Mukarom Abdullah Mubarak Bin Nur Muhammad Ra. ayahanda dari Syekh Al Mukarom Ahmad Shohibul Wafa' Tajul Arifin Ra. 

Selasa, 15 Agustus 2023

ESAI

Tasawuf Tidak Meruntuhkan Filsafat Islam

M. Taufan Musonip



Foto Karya Karya Benyamin Wolf
Night Beach



Budaya tarekat dalam tasawuf melalui majelis taklimnya, mengenalkan filsafat Islam yang khas yaitu berperan menjaga aqidah Islam. Seperti konsepsi sederhana nan lugas disampaikan Gurunda Aang Acep A. Rijalullah: 

"Objek Pikir itu Alam, sedang objek Dzikir itu Allah melalui Kalbu."

 

Filsafat Islam yang metodik sekaligus menjaga aqidah Islam, ya Tasawuf, lebih khusus lagi ilmu tarekat. Karenanya Buya Hamka tak segan datang ke Suryalaya, Tasawuf Modern adalah buah karya Beliau menyelami Ihya Ulumuddin selepas bertemu dengan Abah Anom Ra. Muhammadiyah adalah kultur Agama yang kuat dengan ijtihadnya. 

Imam Al Ghazali pun adalah seorang filsuf. Karenanya ia menulis Buku Tahafut Alfalasifah. Harun Nasution menyerah dalam lautan tarekat. Dan mengambil haluan filsafat Islam melalui Tasawuf juga. Aboe Bakar Atjeh meminta ditalqin dzikir Qodiriiyahnya saja, ilmuan penerjemah Miftahus Shudur ini sudah Naqsbandiyah sebelum bertemu Abah Anom. Tapi Abah Anom Ra tetap menalqinnya lengkap (ya Qodiriyah, ya Naqsbandiyah). Dosen Filsafat UIN yang menulis buku Pengantar Filsafat Umum, juga akhirnya di talqin dan menulis tentang tasawuf di Majalah Shantori

Senin, 14 Agustus 2023

ESAI POLITIK TAREKAT

Term Bodoh dari KH Beben Muhammad Dabbas dan Pendekatannya

M Taufan Musonip


"Dalam dunia tarekat, Islam itu nyata sebagai wadah berbaurnya kaum kaya, intelektuil dan fakir miskin bahkan di dalam Tanbih menjadi perhatian khusus, "Mereka menjadi (kaum) fakir miskin bukan kehendak sendiri, namun itulah kodrat Tuhan.


Lukisan Karya
Ganesh Kumal Perumal
Alone (Artography)

 


KH Beben Muhammad Dabbas dalam Manakib Rawa Lintah pernah berkata:

"Lebih baik bergaul dengan orang miskin, kalau dengan orang kaya, akan selamanya jadi babu. Lebih baik bergaul dengan orang bodoh, orang bodoh karyanya berkah, lihatlah jembatan, jalan dan gedung-gedung,"

Lain hal dengan Waktal Sirojudin Ruyani, pernah berkata:

"Al Faqir itu, cenderung pada kurangnya ilmu. Karenanya alim selalu mengatakannya, beda dengan miskin. Miskin itu duniawi."

Beliau menyampaikan dengan nada berseloroh.

KH Beben, menyebut faqir miskin seperti bernada pembelaan. Senada dengan Ali Syariati dalam Mahzab, Pemikiran dan Aksi, kaum elit pembela, menginventarisir kebendaan yang melambangkan peradaban maju sebagai hasil tangan kaum lemah. Memang kaum lemah harus dibela, itu pesan Al Qur'an. 

KH Beben Itu Sunni dan Ali Syariati itu Syiah 12 Imam. Apa salahnya, jika melihatnya dalam perspektif ilmu, bukan politik. Sunni dan Syiah melahirkan peradaban keilmuan. Pada tahun di mana Rezim Kesultanan Iran jatuh yang didukung Amerika, Indonesia sempat membela politik Syiah Iran. Dan pada tahun 1990an menjelang reformasi, mahasiswa banyak belajar dari buku-buku Syiah, dan juga aktifis pergerakan Iran tahun-tahun menjelang 70an terinspirasi gerakan Sukarno di Indonesia. Ilmu tidak bisa dihalang-halangi dengan sekat-sekat politik.

Jumat, 11 Agustus 2023

PUISI


Interface 2021, Oil on Linen 80x80cm
Karya Jason Anderson (Inggris)



Roda-roda

M. Taufan Musonip


Aku adalah roda penggiling padi,

Berputar-putar di dalam diriku sendiri.

Beras di penampung bening tak terkira

Orang hampir mengira itu mutiara


Mursyidku adalah roda-roda ditubuhku

Berputar-putar mengantarku ke denyut jantung

Makanan yang diolah ibuku, dihantar doa

Sel-sel darahku menemukan gejolak api


Muhammadku roda-roda syarafku

Menggelinding mengalirkan darahku

Ada arus listrik yang tenang jadi petunjuk

Cahayaku berdiri menanti aku terbakar di dalamnya


Lalu aku dengar Allah, Allah, Allah

Aku fana dalam senyap