Sabtu, 02 Desember 2023

ESAI

Yang Bergerak dari Akar yang Bergerak dari Cabang

M. Taufan Musonip


"Yang satu bergerak dari atas yang satu dari bawah. Yang satu abangan yang satu santri. Yang satu menemukan Allah dari ilmu nuklir, yang lain menemukan ilmu geodesi dari surat Al Hadid ayat 25


Momiji 2 karya Namiki Hajime
Karya Pelukis Jepang

 

Mempelajari Nahwu Shorof itu sedap-sedap nikmat. Seperti mempelajari matematika, kalau matematika itu sistem simbol dalam angka,  kalau nahwu shorof ini sistem simbol dalam gerak bahasa arab. 

Tapi yang paling indah adalah menarik pelajaran dari ilmu nahwu ini. Semua bergerak karena matbunya. Dalam shorof semua berkait pada fiil madhinya, untuk bisa menemukan suatu kata dari berbagai bunyi, sedangkan dalam ilmu nahwu semua kalimat yang memiliki matbu, ia akan bisa berbunyi rofa (dhommah), nashob (fathah), dan Jer

Matbu itu pusat, akar. Kita pernah mendengar buku Penyair bermotif profetik seperti Kembali ke Akar Kembali ke Sumber. Akar itu tradisi yang diaktualisasikan dengan wahyu, tapi Abdul Hadi dan penyair profetik yang disebutkan dalam buku kumpulan esai di dalamnya itu memilih kata sumber, sumber itu adalah wahyu  Al Qur'an sendiri. 


Al Hadid 25

Dalam buku Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam Islam karangan seorang murid tarekat dikatakan, matbu itu pangkal sebab ilmu metafisika, matbu itu sesuatu yang akan ada tanpa harus diketahui, sedangkan sesuatu yang ada karena harus diketahui disebut tabek. Dikatakan oleh Juhaya, merafisika itu mahkota ilmu.

Lebih jauh lagi Syech Harits Al Muhasibi dalam Adab Al Nufus, matbu itu pusat segala sesuatu yang bersumber pada tadzkiyatun nafs, olehnya disebutkan usaha ini lebih utama dari amal. Dijelaskan lagi dalam pengajian kitab Risalatul Muawwanah, kalbu adalah pusat sehatnya segala sesuatu, jika ia sehat maka alam jawahir pemiliknya pun menjadi sehat. 

Kalbu yang sehat ditandai dengan adilnya antara apa yang ada di dalam dada dengan perbuatan. Ukurannya adalah mawas, lebih jauh lagi musyahadah, sendiri atau berkelompok jawahirnya tetap sejalan dengan bunyi kalbunya.

Manusia Islam yang tangguh itu seperti pohon. Akarnya kuat tertanam dalam tanah, sedangkan cabangnya menjulang menuju langit. Pohon pengetahuan itu harus menemukan akarnya. Ini adalah simbol untuk cendikiawan yang dibesarkan dari cabang-cabang ilmu, bersyukur lah bila menemukan pusat segala pengetahuan. Akar harus menciptakan cabang-cabang pohonan, agar mengada dan memiliki fungsi. Ini adalah simbol seorang santri selepas berguru. 

Yang satu bergerak dari atas yang satu dari bawah. Yang satu abangan yang satu santri. Yang satu menemukan Allah dari ilmu nuklir, yang lain menemukan ilmu geodesi dari surat Al Hadid ayat 25,

لَـقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِا لْبَيِّنٰتِ وَاَ نْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتٰبَ وَا لْمِيْزَا نَ لِيَقُوْمَ النَّا سُ بِا لْقِسْطِ ۚ وَاَ نْزَلْنَا الْحَـدِيْدَ فِيْهِ بَأْسٌ شَدِيْدٌ وَّمَنَا فِعُ لِلنَّا سِ وَلِيَـعْلَمَ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗ وَ رُسُلَهٗ بِا لْغَيْبِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ قَوِيٌّ عَزِيْزٌ

Kata  وَاَ نْزَلْنَا, seperti dalam kajian Tafsir Jalalain, berarti diturunkan bukan diciptakan (tafsir dari Almukarom Kyai Muzzaki Aziz - berkah ilmu senantiasa menyertai beliau), Kyai Zaki menemukan bukti dalam literasi sain, bahwa besi adalah gugusan langit yang jatuh ke permukaan bumi dan selama ratusan tahun tertutup oleh tanah, maka dalam ayat ini besi itu diangkat dari tanah. Tanah itu lambang ketertutupan, perlambang hijab. Sedang besi itu perlambang kekuatan.

Ksatria

Pedang itu perlambang ilmu dan keadilan, terbuat dari besi, siapa memegangnya adalan pemimpin yang memiliki pengetahuan dan keberanian. Berani, karena yang ditakuti hanya yang betul-betul ditakutinya yaitu Allah, Nabinya dan pengawasan Gurunya meskipun ia belum pernah melihatnya.

Yang satu dari barat yang satu dari timur. Bergerak melalui jalan-jalan pengetahuan. Yang satu mengenal Dia di ujung cabang pohonan, yang satu di dasar tanah. Jika bertemu bisa saja berkelahi, saling mengadu keahlian berpedang. 

Yang satu pedangnya dari bahan gugusan bintang, yang satu dari mineral tanah. Adu keahlian itu menampakkan keindahan ilmu pengetahuan. Satu kesatria mahkotanya hijau jamrud yang satu mahkotanya biru safir. 

Yang satu ulama yang wali, yang satu ulama yang filsuf. Keduanya ditulis Al Qur'an sebagai manusia diantara insan yang paling takut kepada Allah. Hingga keduanya tak bisa dibedakan orang awam, filsuf atau wali kah? 

Suatu pemandangan dengan keindahan gerak ilmu untuk mengenal dan memahami Keindahan Pemiliknya.*




Tidak ada komentar:

Posting Komentar