Selasa, 29 Agustus 2023

FOTO TERBAIK SEPANJANG PEKAN


Diam Dan Geraknya adalah Perjalanan
M. Taufan Musonip



 

Foto di atas saya anggap yang terbaik sepanjang pekan. Ustad Muhammad Taufik (kanan) dan Bang Sanin (kiri) selepas Manakib Suryalaya 11 Shafar 1445H/28 Agustus 2023.

Ada cahaya warna kuning hinggap pada keberadaan dua insan bersahabat itu, lampu itu secara lahir di dapat dari lampu tiang penerangan ke arah masuk masjid Nurul Qolbi, yang pagi itu sudah disesaki jamaah Manaqib. 

Kami datang terlambat. Karena keperluan masing-masing sebelum hendak safar ke suryalaya. Dan hanya mendapatkan tempat solat dan duduk mendengar kuliah subuh dalam corong suara dari menara masjid.

Senin, 21 Agustus 2023

CERPEN

 Sam dan Buku-buku Babonnya

M. Taufan Musonip


"Tiba-tiba ia berpikir apa artinya bukunya buat masyarakatnya. Berita tentang korupsi masih merajalela, bahkan kaum mafia di negeri ini masih menjadi pusat kembangnya Negara Bangsa yang ia sebut itu.

"Horizon" karya fotografer Jepang
Saka Yu

 

Seorang Guru Besar dalam masa tuanya, tengah duduk di antara buku-buku babon karangannya. Hari-harinya memang dihabiskan menganggur seperti itu. Terkadang ia tak memedulikan lagi kesehatannya, ia merokok hanya agar bisa melepaskan kepenatan. Tak peduli lagi akan menurunnya fungsi paru-paru.

Di satu sisi ia memperjuangkan rasionalisme, tapi di sisi lain kalau soal rokok, ia berpihak kepada metafisika: paru-paru akan berdamai dengan rokok sejauh digunakan untuk berpikir. Selamanya akan baik-baik saja sampai mati.

Tapi rasanya ia mencurigai adanya gangguan kreatif block di otaknya alias anti klimaks, karena karangan-karangannya sebelumnya telah hampir menghabiskan rasa intelektualnya selama ia hidup, rasanya dalam perjalanan intelektualnya sampai setua itu tidak lagi ia sanggup menemukan hal baru. 

Sekarang yang ada dalam hatinya hanya ingin bermalas-malasan. Tapi itu juga yang terkadang menyerangnya di hari-hari menganggurnya, ia kadang tiba-tiba terbangun dengan mengompol. Atau terbangun dengan perasaan penuh kecemasan. Istrinya saja sudah tak bisa mendamaikannya. Padahal ia sudah mendapat nasihat terbaik dari istrinya itu:

"Karya-karyamu itu cukup buatmu, bukan saja kau yang harus bangga. Kami semua bangga padamu," lalu dipeluknya ia, sejenak ia merasa nyaman.

***

ESAI

Al Madzjdubussalikin sebagai Pintu Masuk Menjadi Murid Tarekat

--- Cara Mudah Mengamalkan Amaliyah Harian dalam Kitab Ibadah

M Taufan Musonip



Gunung Fuji, Sebuah Karya Fotografi
Dari Yamaguchi Prefecture



"Tentang talqin dzikir falsafahnya ada dalam buku Miftahus Shudur, jika masih malas membacanya, baca hadits Nabi Saw tentang talqin dzikir yang kalimatnya berbentuk Fiil Mudhori: yang akan mati itu, bukan hanya ditujukan kepada orang yang sedang sakaratul maut, orang sehat pun sama-sama akan mati

 

Jika seseorang diberi kitab Ibadah milik Abah Anom Ra. Ada tiga kemungkinan reaksi seseorang itu jika ia menolaknya. Pertama, jika dia orang pintar (ahli baca) merasa buku itu tidak ada apa-apanya hanya berisi amaliyah solat dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kedua, jika orang berpengetahuan, yaitu orang yang tahu kalau tuntunan ibadah solat yang dirunut di dalamnya ternyata diberlakukan juga di Inabah, asrama bagi para pemakai narkoba, merasa tak layak untuk mengamalkannya. Ketiga, orang malas ibadah, yang baru mengamalkan solat lima waktu dan baru tahu beberapa solat sunnah di luar solat rawatib, akan menganggap amaliyah dalam kitab tsb sangat berat.

Jika dijumlah solat yang dianjurkan dikerjakan oleh kitab ibadah maksimal: 90 rakaat per hari. Dengan solat yang dianggap paling berat adalah solat tasbih 4 rakaat dua kali salam, karena harus membaca tasbih tiap-tiap rakaat 75 kali. 

Minggu, 20 Agustus 2023

PUISI

 

Lukisan Pablo Picasso "Three Sardines"


Gadisku

M. Taufan Musonip


Gadisku,

Kau mengurungku. Seperti jiwa sufi

Yang tersandera pesona Guru Mursyidnya

Penjaramu, adalah kotak non-eksistensialku

Tapi dihadapmu aku esensi eksistensial


Gadisku, 

Kau lautanku, menghalangi samuderaku.

Aku bicara banyak hal. Kau mengatakannya sedikit.

Hingga para kelasi tak memahami takdir pelayarannya

Hanya tahu bahasa embusan angin dan tarian awan awan


Gadisku,

Air laut tiba di kakiku, ingin membebaskanku

Tapi cinta tak pernah kenal kata bebas

Kecuali kau jadikanku darah para syuhada

Aku akan menyatu dengan laut, biar engkau rasakan anyirnya rindu.

Jumat, 18 Agustus 2023

DARI PUSARA KE PUSARA

Pengalaman Berziarah ke Makam Mama Falak Pagentongan

-Pesona Dua Keturunan Ulama Thoriqoh Sekaligus Ulama Syariat, Membuat Kami Lalai Solat Isya

M Taufan Musonip



Lukisan Mama Falak, di Kediamannya

 

"Aku punya rasa berbeda bertemu kalian, tidak semua orang asing yang datang kesini saya tunjukan langsung pada Syech Hakim."


Rihlah dari pusara ke pusara sama halnya perjalanan menuntut ilmu, lahir maupun batin. Ulama masa lalu selain ahli ilmu juga seorang wali, salah satunya yang akan saya ceritakan ini adalah perjalanan ke Makam Mama Falak Pagentongan Bogor.

Mama Falak atau Tubagus Muhammad Falak Bin Tubagus Abbas adalah ulama dibidang Tafsir Qur'an, Ilmu falak, dan ilmu fiqih. Beliau juga ahli di bidang Ilmu Tasawuf, dan pengamal, juga salah satu Guru Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah dengan berbaiat langsung pada Syech Abdul Karim Banten, seangkatan dengan Syech Al Mukarom Abdullah Mubarak Bin Nur Muhammad Ra. ayahanda dari Syekh Al Mukarom Ahmad Shohibul Wafa' Tajul Arifin Ra. 

Selasa, 15 Agustus 2023

ESAI

Tasawuf Tidak Meruntuhkan Filsafat Islam

M. Taufan Musonip



Foto Karya Karya Benyamin Wolf
Night Beach



Budaya tarekat dalam tasawuf melalui majelis taklimnya, mengenalkan filsafat Islam yang khas yaitu berperan menjaga aqidah Islam. Seperti konsepsi sederhana nan lugas disampaikan Gurunda Aang Acep A. Rijalullah: 

"Objek Pikir itu Alam, sedang objek Dzikir itu Allah melalui Kalbu."

 

Filsafat Islam yang metodik sekaligus menjaga aqidah Islam, ya Tasawuf, lebih khusus lagi ilmu tarekat. Karenanya Buya Hamka tak segan datang ke Suryalaya, Tasawuf Modern adalah buah karya Beliau menyelami Ihya Ulumuddin selepas bertemu dengan Abah Anom Ra. Muhammadiyah adalah kultur Agama yang kuat dengan ijtihadnya. 

Imam Al Ghazali pun adalah seorang filsuf. Karenanya ia menulis Buku Tahafut Alfalasifah. Harun Nasution menyerah dalam lautan tarekat. Dan mengambil haluan filsafat Islam melalui Tasawuf juga. Aboe Bakar Atjeh meminta ditalqin dzikir Qodiriiyahnya saja, ilmuan penerjemah Miftahus Shudur ini sudah Naqsbandiyah sebelum bertemu Abah Anom. Tapi Abah Anom Ra tetap menalqinnya lengkap (ya Qodiriyah, ya Naqsbandiyah). Dosen Filsafat UIN yang menulis buku Pengantar Filsafat Umum, juga akhirnya di talqin dan menulis tentang tasawuf di Majalah Shantori

Senin, 14 Agustus 2023

ESAI POLITIK TAREKAT

Term Bodoh dari KH Beben Muhammad Dabbas dan Pendekatannya

M Taufan Musonip


"Dalam dunia tarekat, Islam itu nyata sebagai wadah berbaurnya kaum kaya, intelektuil dan fakir miskin bahkan di dalam Tanbih menjadi perhatian khusus, "Mereka menjadi (kaum) fakir miskin bukan kehendak sendiri, namun itulah kodrat Tuhan.


Lukisan Karya
Ganesh Kumal Perumal
Alone (Artography)

 


KH Beben Muhammad Dabbas dalam Manakib Rawa Lintah pernah berkata:

"Lebih baik bergaul dengan orang miskin, kalau dengan orang kaya, akan selamanya jadi babu. Lebih baik bergaul dengan orang bodoh, orang bodoh karyanya berkah, lihatlah jembatan, jalan dan gedung-gedung,"

Lain hal dengan Waktal Sirojudin Ruyani, pernah berkata:

"Al Faqir itu, cenderung pada kurangnya ilmu. Karenanya alim selalu mengatakannya, beda dengan miskin. Miskin itu duniawi."

Beliau menyampaikan dengan nada berseloroh.

KH Beben, menyebut faqir miskin seperti bernada pembelaan. Senada dengan Ali Syariati dalam Mahzab, Pemikiran dan Aksi, kaum elit pembela, menginventarisir kebendaan yang melambangkan peradaban maju sebagai hasil tangan kaum lemah. Memang kaum lemah harus dibela, itu pesan Al Qur'an. 

KH Beben Itu Sunni dan Ali Syariati itu Syiah 12 Imam. Apa salahnya, jika melihatnya dalam perspektif ilmu, bukan politik. Sunni dan Syiah melahirkan peradaban keilmuan. Pada tahun di mana Rezim Kesultanan Iran jatuh yang didukung Amerika, Indonesia sempat membela politik Syiah Iran. Dan pada tahun 1990an menjelang reformasi, mahasiswa banyak belajar dari buku-buku Syiah, dan juga aktifis pergerakan Iran tahun-tahun menjelang 70an terinspirasi gerakan Sukarno di Indonesia. Ilmu tidak bisa dihalang-halangi dengan sekat-sekat politik.

Jumat, 11 Agustus 2023

PUISI


Interface 2021, Oil on Linen 80x80cm
Karya Jason Anderson (Inggris)



Roda-roda

M. Taufan Musonip


Aku adalah roda penggiling padi,

Berputar-putar di dalam diriku sendiri.

Beras di penampung bening tak terkira

Orang hampir mengira itu mutiara


Mursyidku adalah roda-roda ditubuhku

Berputar-putar mengantarku ke denyut jantung

Makanan yang diolah ibuku, dihantar doa

Sel-sel darahku menemukan gejolak api


Muhammadku roda-roda syarafku

Menggelinding mengalirkan darahku

Ada arus listrik yang tenang jadi petunjuk

Cahayaku berdiri menanti aku terbakar di dalamnya


Lalu aku dengar Allah, Allah, Allah

Aku fana dalam senyap

Rabu, 09 Agustus 2023

ESAI

Mencari Jurus Tawadhu dalam Tarekat

M. Taufan Musonip


"Nabi Sulaeman As dalam QS Sad diberi predikat Minal Abd, Innahu Awwab yang dimaknai oleh Gurunda Kyai Muzzaki Aziz dalam pembacaan Tafsir Jalalain sebagai orang yang mudah kembali kepada Allah dan suka berdzikir. 



Lukisan Karya @lesleyoldakeart
"Detached"



Kitab Miftah As Shudur Karangan Syech Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin yang diterjemahkan oleh Prof Dr. Aboe Bakar Atjeh dan yang paling mudah didapati di kios-kios pesantren Suryalaya, dibuka dengan pendahuluan dari Penulisnya dengan stampel Al Faqir dibawah tandatangannya.

Saya yang tidak akrab dengan dunia pesantren mendapati istilah Al Faqir tentu merasakan hal yang indah. Guru Mursyid yang terkenal seantero dunia itu menyebut dirinya Al Faqir. Suatu sign yang berkebalikan dengan para penulis filsafat, yang akrab dengan istilah superego. Tasawuf memang ilmu tentang merendahkan ego. Jadi murid tarekat jika dipanggil bodoh tidak usah sakit hati. Bodoh memang bukan padanan yang tepat untuk Al Faqir, tapi ini untuk membedakan faqirnya seorang guru dan faqirnya si murid. 

Bagi Murid justru harus senang menyandang nama si Bodoh. Sebab curahan ilmu dari tangan guru Mursyid memang memerlukan perasaan bodoh. Fana fi Mursyid tidak memerlukan pengetahuan sedikit pun, seperti Musa As yang Fana fi Khidr dalam perjalanan spiritualnya. Istilah Al Faqir jarang bahkan sama sekali tidak saya temukan dalam majelis tarekat. Justru saya dapatkan dalam majelis taklim yang pembuka dzikir khotamnya adalah Ratib Al Atos atau Al Haddad. 

Minggu, 06 Agustus 2023

ESAI

Seputar Karomah Wali Allah Menghidupkan Orang Mati, Sebuah Paper untuk Kaum Intelektuil

M. Taufan Musonip


"Karomah utamanya adalah ahlak, tapi terkadang karomah ahlak itu dianggap biasa. Adakalanya karomah bersifat metafisika ternampakkan. 

Lukisan Karya Aremio Ceresa
"Scorci D'Infinito" Mixed Media on Canvas
2017-2023


Kenapa kaum intelektual enggan menerima ilmu tarekat, padahal ia meyakini ilmu tasawuf. Di antaranya karena ia enggan mengimani karomah para wali, yang karenanya ia menganggap kelompok tarekat terlalu mengagungkannya melebihi keagungan Baginda Nabi Saw. 

Karenanya Wali Allah yang sempurna para Guru Mursyid yang diberkahi oleh Allah dekat dengan orang bodoh. Itu memang warisan keluasan kalbu Nabi Besar Muhammad Saw, yang juga dekat dengan orang bodoh (faqir) dan miskin. Orang Bodoh yang kalah saing dalam perebutan kekayaan sumber daya alam, mencari agama untuk mendamaikan hatinya. Jika yang dicari seorang guru (mursyid) ia akan selamat. Jika yang dicarinya ilmu, ilmu akan berpotensi membuatnya sesat. Guru Mursyid mudah mengajarkan Ilmu Agama kepada orang bodoh, sebab orang bodoh hatinya lebih pasrah dan sudah merasakan pahitnya dunia.

Sebuah hadits mengatakan melalui lidah Guru Mursyid, "Allah telah memalingkan wajahNya dari dunia sejak pertama kali diciptakan, karena baunya," orang bodoh sudah lebih tahu rasa baunya. Karenanya bersama Guru Mursyid orang bodoh mulai mendidik dirinya, menerima dengan pasrah sumerah apa yang dicurahkan gurunya bak mayat, atau seperti sebatang pohon menerima curahan hujan, sami'na wa 'atona

Kamis, 03 Agustus 2023

DARI PUSARA KE PUSARA


Foto Terbaik Sepanjang Pekan

---Oleh-oleh Ziarah dari Makam Habib Husein Luar Batang

M. Taufan Musonip


"Makam Habib Husein ini di masa lalu bukan sekadar digunakan berziarah, konon juga dipakai tempat tafakur Syech Nawawi Bantani saat menulis kitab. Ingat sabda Nabi, orang cerdas itu, orang yang pandai mengingat kematian.






Foto di atas adalah foto terbaik sepanjang pekan ini di antara foto-foto koleksi pribadi saya. Komposisi cahayanya sangat lembut. Sesuai keadaan asli pada saat kami menyinggahi tempat yang dinamakan majelis Nurul Aeni yang pemimpinnya adalah Ustad Atta duduk di posisi tengah berbaju biru: sejuk, meski tempat tersebut ada di antara sesaknya rumah penduduk di Kampung Luar Batang, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara yang tak jauh dari Makam yang akan kami ziarahi, yaitu makam Habib Husein Abu Bakar Alaydrus, atau dikenal dengan nama Habi Husein Luar Batang.

Selain komposisi cahaya foto tersebut menyejukkan mata, uniknya komposisi warna tetap terkesan tegas, tak ada cahaya yang mengganggu semua objek foto, adem tapi penuh energi. Yang terlibat bukan cahaya lampu semata tapi cahaya mata (sebagai mana nama lain dari Nurul Aeni tadi) para ulama yang fotonya terpacak di dinding tempat kami duduk bersandar itu. Tapi saya terkesan dengan stilis Mama Falak, nyentrik, berjas hijau dengan sorban melilit di kepalanya sambil memegang kertas, seakan berbicara: ilmu itu menundukkan dirimu, karena tafakurmu jatuh ke bumi. 

BUKU-BUKU YANG SAYA BACA

Realitas sebagai Buah dari Sastra Profetik Kuntowijoyo dalam Kumcer Persekongkolan Ahli Makrifat

M. Taufan Musonip


"Amar Ma'ruf Nahyi Mungkar Tu'minuna Billah" dengan ditafsiri silahkan berpikir sebebas-bebasnya, tapi bela rakyat kecil dan bersandarlah pada iman Islam.

 

Lukisan dari Web Seni dan Desain,
Pelukis tidak disebutkan


Istilah Struktural Transenden kerap mewarnai konsep Sastra Profetik yang diusung Kuntowijoyo dalam Buku Muslim Tanpa Masjid. Struktural transenden itu gagasan wahyu (Islam) yang menghidupkan realitas.

Setidaknya itu yang saya dapatkan saat membaca dua karya sastranya, Wasripin dan Satinah (novel) dan Persekongkolan Ahli Makrifat (kumcer). 

Saya awalnya boleh berpendapat bahwa Sastra Profetik itu jalan tengah antara sastra Islam dan Barat, untuk mengganti istilah sastra Sufi. Sastra Islam itu di isi oleh sastrawan semacam Buya Hamka, Taufik Ismail atau Helvy Tiana Rosa. Sastra Islam di tangan ke tiga tokoh itu lebih skripturalis. Sedangkan Sastra profetik mengambil sufisme yang memiliki kecenderungan mistis. Ternyata tidak sepenuhnya benar, Kuntowijoyo melihat mistik Islam sebagai realitas. Ia ingin menuliskan masyarakat sekitarnya. Bukan menjadikan sufisme sebagai gagasan sepenuhnya yang dilihat melalui kacamata pengetahuan profetiknya.