Kamis, 03 Agustus 2023

DARI PUSARA KE PUSARA


Foto Terbaik Sepanjang Pekan

---Oleh-oleh Ziarah dari Makam Habib Husein Luar Batang

M. Taufan Musonip


"Makam Habib Husein ini di masa lalu bukan sekadar digunakan berziarah, konon juga dipakai tempat tafakur Syech Nawawi Bantani saat menulis kitab. Ingat sabda Nabi, orang cerdas itu, orang yang pandai mengingat kematian.






Foto di atas adalah foto terbaik sepanjang pekan ini di antara foto-foto koleksi pribadi saya. Komposisi cahayanya sangat lembut. Sesuai keadaan asli pada saat kami menyinggahi tempat yang dinamakan majelis Nurul Aeni yang pemimpinnya adalah Ustad Atta duduk di posisi tengah berbaju biru: sejuk, meski tempat tersebut ada di antara sesaknya rumah penduduk di Kampung Luar Batang, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara yang tak jauh dari Makam yang akan kami ziarahi, yaitu makam Habib Husein Abu Bakar Alaydrus, atau dikenal dengan nama Habi Husein Luar Batang.

Selain komposisi cahaya foto tersebut menyejukkan mata, uniknya komposisi warna tetap terkesan tegas, tak ada cahaya yang mengganggu semua objek foto, adem tapi penuh energi. Yang terlibat bukan cahaya lampu semata tapi cahaya mata (sebagai mana nama lain dari Nurul Aeni tadi) para ulama yang fotonya terpacak di dinding tempat kami duduk bersandar itu. Tapi saya terkesan dengan stilis Mama Falak, nyentrik, berjas hijau dengan sorban melilit di kepalanya sambil memegang kertas, seakan berbicara: ilmu itu menundukkan dirimu, karena tafakurmu jatuh ke bumi. 


Wajah Ulama

Memasang foto ulama itu bagian dari metode lain mengingat Allah Swt. Ada ulama yang bilang, jika engkau memiliki masalah hidup yang tak lagi bisa diselesaikan oleh pikiranmu maka tengoklah wajah ulama, mengingat kebaikan orang soleh menggugurkan dosa. Dan yang lebih penting foto ulama cukup efektif membuat orang yang memasangnya malu berbuat maksiat. Kecuali Anda sudah benar-benar merasa diawasi oleh Allah Swt. 

Mama Falak berusia panjang, meninggal di usia 130 tahun. Dia memiliki banyak sekali guru, dalam tarekat beliau berbaiat langsung kepada Syech Abdul Karim Banten, ia seorang ulama TQN pula. Keahliannya dibidang ilmu falak dan berhasil mengembangkan pesantren Pagentongan di Bogor. Ustad Atta ketiban berkah memasang foto ulama yang merupakan keturunan kerajaan Banten tsb, setelah berziarah ke makamnya, beberapa hari kemudian ia kedatangan cicit dari Mama Falak. Majelisnya kerap kedatangan tamu agung, bahkan dipakai menginap saat mereka tengah melaksanakan riyadhoh.


Lokasi Makam Habib Husein Luar Batang
Banyak dikunjungi Ulama besar masa lalu dan masa sekarang.


Makam Habib Husein ini di masa lalu bukan sekadar digunakan berziarah, konon juga dipakai tempat tafakur Syech Nawawi Bantani saat menulis kitab. Ingat sabda Nabi, orang cerdas itu, orang yang pandai mengingat kematian. Jadi harus dicoba sensasi menulis di kuburan para wali. Bisa jadi ide rekonstruksi kuburan para wali membantu perbaikan prilaku masyarakat dan Negara. Buktinya Negara Iran, makam para walinya dibuat bak taman-taman kota, Negaranya mengalami kemajuan di berbagai bidang dan cukup disegani.

QS Ali Imron(3): 03

Perjalanan berziarah kali ini juga mendapat pengetahuan baru tentang jaringan peziarah, dari Ustad Atta kami mengetahui peziarah lain yang tahu atau tinggal dekat makam-makam para wali Allah.

Semua karena wirid wata'simu bihablillah: sebagaimana bunyi QS. Ali Imran(3): 03. Yang menjadi inspirasi dari silaturahim, terutama apresiasi saya berikan kepada Bang Sanin dan Ustad Zaenal yang bukan karena mereka memiliki waktu bertemu banyak orang saja, tapi juga sudah menjadi keahlian: setiap kami bertemu dengan siapapun dalam usaha kami bertualang dari pusara ke pusara, kami selalu diliputi oleh rasa cinta. Hadits-hadits sahih mengenai hubungan cinta antar sesama dalam kerangka wata'simu bihablillah sangat banyak di antaranya hadits yang dikutip dalam Tanwirul Qulub:

Baginda Nabi Saw bersabda, Allah berfirman, aku telah memastikan cintaKu untuk orang-orang yang saling mencintai, saling berkawan, saling mengunjungi dan saling berkorban dalam ingatanKu.(*)


Ustad Zaenal sedang berbincang serius dengan Ustad Atta.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar