Jumat, 17 November 2023

ESAI POLITIK TAREKAT

Ketika Orang Tarekat Menghadapi Pemilu

M. Taufan Musonip



Lukisan Jean Michel-Basquiat



"Siapa calon presiden atau parpol yang mewakili suara kaum tarekat? 


Yang paling malas  dalam aktivitas menulis di blog ini memang membahas politik. Fokus tulisan di blog ini akhir-akhir ini tentang tasawuf. Karena penulisnya memang sedang dimabuk cinta gerakan tarekat. Jadi agak terpaksa juga menulis tentang politik. Hehehe

Kalau tidak membahas politik nanti dikira orang tarekat anti dunia. Makanya sengajalah dibuat bab Esai Politik Tarekat. Tarekat tidak anti politik. Sebab politik itu fitrah. Belakangan para Mursyid TQN terlibat dalam politik praktis. Abah Anom Ra. dalam Golkar ada juga yang terlibat aktif di PPP juga belakangan PKB.

Tapi sebenarnya tidak ada gerakan yang tidak mengandung partisipasi politik. Pergi ke jamban saja perlu langkah politik. Apalagi uzlahnya kaum sufi. Uzlahnya kaum sufi itu seperti walk-outnya anggota parlemen dari anggota parlemen lainnya dalam tensi perdebatan yang tinggi.

Sila ke 4

Tapi dalam negara demokrasi, menyepinya kaum sufi cukup tak relevan lagi. Tak ada pemerintahan yang mendorong kaum sufi khalwat politik seperti Ashabul kahfi. Kaum sufi harus ikut terlibat dalam pemilu. Memilih pemimpin sesuai hati nuraninya. Fatsun politik kaum sufi itu titik beratnya ada dalam misi feminitas Islam dan kesadaran lingkungan. 

Feminitas Islam itu lambang ghodobnya keadilan sosial, lambang akalinya kecerdasan, sedang lambang syahwatnya adalah keberadaban. 

Siapa calon presiden atau parpol yang mewakili suara kaum tarekat? 

Kalau sulit mencarinya, kaum sufi harus menciptakan peradaban politik. Bagaimana cara kelompok tarekat berpolitik? Adab merupakan kata dasar dari peradaban yaitu kumpulan-kumpulan ilmu yang menghasilkan khidmat. Khidmat adalah satu kata dari kalimat dari sila ke 4 Pancasila, Khidmat Bijaksana itu suatu yang muncul dalam diri manusia setelah melewati fase Tadzkiyatun Nafs, sesuatu yang timbul karena kesucian. 

Peradaban politik kaum sufi adalah melayani, khidmat. Kenapa akhir-akhir ini kata khidmat hanya tinggal menjadi kata-kata? Melayani rakyat hanya tinggal jargon. Padahal kata khidmat ini milik kelompok sufi. Karena peradaban politik kaum sufi kian hari kian memudar. Apa beda politik kaum sufi tarekat dengan politik Islam biasa? Adalah kekuatan ihsannya.

Ihsan itu rasa diawasi oleh Allah Swt. Kelompok tarekat punya metodenya. Ihsan dalam khidmat bisa dipelajari lewat kitab Al Hikam, Ibnu Atthoillah Sakandari. Tapi kita bisa menemukan istilah khidmat dalam kitab Tulus tanpa Batas karya Al Harits Muhasibi tentang keadilan. Adil menurut Muhasibi adalah sesuatu yang terhubung dengan istilah warak dan sabar. Keadilan adalah perkara wajib dalam setiap diri manusia. 

Psikososial

Apa integral sikap sabar dan warak dari prinsip adil tadi? Yaitu antara hati, kata dan perbuatan satu sikap dan suara mengenai sehatnya keberlangsungan Negara. Cahaya ilmu agama yang akan menjadi petunjuknya, penerapannya dengan cara sabar, menyikapinya dengan cara warak yaitu selalu waspada dari penyelewengan.

Adil dalam diri akan memunculkan adil dalam penyelenggaraan Negara. Jika suatu saat budaya tarekat sudah masuk ke dalam lembaga-lembaga pemerintahan. Mungkin orang-orang nanti akan merasa kaget dengan penerapan warak. Tapi yang akan memuluskan jalan politik Islami yaitu sabarnya, sabar yang dibentuk oleh pemahaman makrifat dan hakikat.

Politik kaum tarekat adalah usaha menerapkan ilmu fiqih dengan ilmu hakikat. Hakikat keburukan tetap atas izin Allah. Dorongan hasrat berpolitik berdasarkan mahabbah kepada Allah, orang yang jahat dalam politik mengetahui kebaikan. Berbeda dengan orang baik, ia hanya mengetahui kebaikan saja.

Ilmu hakikat itu psikososial harapan. Tidak melestarikan pesimisme dan segala sesuatunya itu proses. Jika ini masih berat mulailah dengan mencoblos pilihan sesuai petunjuk Allah. Jika pilihanmu tidak jebol menjadi pemenang, Allah belum mengijinkan. Meski pemenangnya pemimpin yang tidak dikehendaki, dengan cara curang. Tetap itu pilihan Allah.

Tugas orang Islam yang sudah memiliki pengetahuan ketarekatan dalam sikap politik misi utamanya tetap pergerakan ke dalam. Pergerakan budaya Islam untuk membuktikan kepada dunia bahwa orang tarekat tidak anti dunia.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar