Senin, 18 September 2023

PUISI


Instalasi Patung
Karya Berit Hildre "sister"
Material Bronze Patina



Mataku, Saripati Ilmu dan Hasrat

M. Taufan Musonip


Mata batinku, adalah saripati ilmu pengetahuan. Yang menjaga buku-buku dari jamur waktu dan kesia-siaan. Dengannya aku berlari menerobos alam zawahir. Suatu keadaan merdeka di mana aku bisa menemukan Api Muhammmad di Goa riyadhohku.

Roh dan ilmu pengetahuan saling membakar diri

Mata pengetahuanku adalah dorongan hasrat yang terdidik dalam jiwa Iqbal. Yang menjaga rohku dari gejolak api yang menyembelih akal. Dengannya aku diam menyepi. Aku bergaung di kamar perpustakaanku. Mursyidku menyimpan setangkai mawar di halaman buku. 

Wangi dan air jamali saling memeras diri.



Di Makam Pangeran Santri

M Taufan Musonip


Islamku piring, sendok dan bahasa si pelayan yang di bahunya terselendang serbet. Imanku adalah kunyit dan air santan dalam mangkuk. Dan ihsanku ketupat sayur nangka. 

Karomatku rasa gurih dan asin. Barokahku telur bebek tawar. Dalam makamat ku kan bahagia kau telah menyantap sajianku dan kuterima doa hadorohmu.

Jika pulang saat melewati tugu mahkota binokasih. Bacalah alfatihah tujuh kali. Dan bawa lah oleh oleh tahu bungkeng kaki lima. Berkah jiwa dan badanmu.

Makanan sajian para wali akan menenangkan api hasratmu.



Pedang Filsafat dan Bunga Mawar

M. Taufan Musonip


Filsafat Barat adalah pedangku. Sedangkan bunga mawar adalah kalbu mursyidku. Aku bacakan kepadamu puisi-puisi sufi. Kau kira aku mabuk kata-kata. Tak, aku hanya terbakar cinta. Sejak lama kau pandai mendengar dan berkhidmat kepadaku. Sedang bicaramu hanya melalui isyarat. Rasanya kau tak pernah menolak semua ideku tentang konsep bagaimana mencintaimu.

Aku kan menjagamu dengan pedang filsafat dan mencintaimu dengan wangi mawar Guru Mursyidku.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar