Sang Alkemis sebagai Rekomendasi yang Perlu Dibaca bagi Para Marketer
M Taufan Musonip
Kepada
kawan-kawan saya yang marketer, saya ingin merekomendasikan karangan non-fiksi yaitu novel Sang Alkemis. Supaya kehidupan
bisnis kalian memiliki antitesisnya. Saya pernah mengatakan kepada kalian,
untuk kembali menghayati, bahwa positifisme itu tidak seluruhnya benar. Bahwa
kebahagiaan tidak terletak di saat kalian merasakan bertumpuknya pundi-pundi
keuangan. Apa yang anda bangun bertahun-tahun bisa runtuh dalam hitungan detik.
Saya pernah bertanya kepada kalian bahwa ketika kalian mengejar dunia, di manakah letak
kebahagiaan? Kalian menjawab, kepemilikan rumah dan kendaraan adalah simbol
dari kebahagiaan. Aneh sekali, oleh karenanya kalian rela, kalau atasan kalian
menyatakan bahwa profesi yang kalian geluti ini adalah pekerjaan tanpa batas
untuk menghasilkan penghasilan tanpa batas. Anda-anda rela, mengerjakan
administrasi di malam hari dan hari libur, untuk mengejar bertemu dengan klien
di jam-jam dan hari kerja. Anda tidak tahu sama sekali bahwa inti kebahagiaan itu
ada di dalam dua hari libur selama sepekan, tempat saya bercengkrama dengan
keluarga dan mengurus hobi.
Kenapa perlu
membaca Sang Alkemis? Mungkin bagi sebagian kalian ini rekomendasi yang paling
naif sedunia. Tak pernah ada sejarahnya marketer membaca buku-buku sastra.
Akan tetapi perlu diketahui bacaan sastra adalah tempat pelarian yang membantu
anda menghayati dalam sudut pandang yang kompleks terhadap keadaan di mana
kalian pernah atau akan mengalami kekalahan sebuah pertarungan bisnis.
Kecuali kalau
anda tidak pernah merasakannya, bagi keadaan yang membuat anda terus berada dalam keadaan menang, patut dicurigai,
bahwa ada yang tak beres dalam sebuah sistem yang tengah anda jalani. Kemudian
anda akan berada dalam zona nyaman, menyepelekan hal-hal kecil dan orang-orang
sekeliling anda. Anda paling tahu ini, bahkan industri manufaktur terbesar semacam
General Motor, perusahaan-perusahaan elektronik Jepang, yang pada tahun 80-an
begitu percaya diri tak akan pernah mengalami masa-masa kehancuran, kini sebagian tengah dalam senjakala, dan sebagian lagi justru telah mengalami kebangkrutan.
Bagaimana bisa membandingkan?
Sisi kehidupan pengarang
Paulo Coelho, penulis buku yang saya rekomendasikan ini, sama sekali tidak akan
menarik anda mampu memberikan inspirasi kehidupan yang baik. Coelho pernah
masuk penjara karena tergabung dalam organisasi kiri, tidak menyelesaikan
sekolah hukum pilihan orang tuanya, bercerai dengan istrinya yang pertama, dan
pernah menjadi seorang hippies, anda tentu tahu, golongan hippies adalah
kelompok berandalan di Brasil yang memakai obat-obatan terlarang. Bagaimana
anda akan tertarik, sementara tabiat anda yang formal itu menuntut anda untuk
menjadi manusia teratur. Tapi setidaknya karena jam-jam kerja anda fleksibel,
yang memungkinkan anda mengurus bisnis lain di luar dunia kerja anda yang
utama, kenakalan semacam Coelho bisa jadi anda maklumi. Bagaimana bisa, seorang pengarang yang pernah tergabung dalam
organisasi kiri dapat menulis novel yang menginspirasi para marketer? Bukankah lebih baik anda memilih menonton film The Wolf of Wall Street, yang benar-benar mencerminkan spirit manusia kapitalisme pada pemuda pialang yang dibintangi oleh Leonardo di Caprio itu, yang
juga sama-sama pernah melakukan kejahatan (bisnis) dan mengkonsumsi
obat-obatan terlarang, pada akhir cerita menjadi motivator bisnis yang andal.
Sang Alkemis
menceritakan kisah seorang anak muda penggembala yang hidup di alam bebas dengan hewan-hewan ternaknya mengembara di berbagai wilayah Andalusia, bertemu
dengan seorang peramal Gipsy yang membelokkan arah jalan kepada seorang anak
gadis saudagar kain yang dikaguminya, untuk menjual bulu-bulu dombanya sebagai
bahan pembuatan kain wol. Peramal itu mengatakan bahwa, Santiago, nama anak
muda ini akan mendapatkan harta karun, jika mau menjumpai piramida-piramida
di Mesir. Kemudian dia menjual semua hewan ternaknya untuk biaya perjalanan
menuju Mesir. Di sinilah anda akan mendapatkan kejutan yang seringkali muncul
dalam kehidupan jalanan mirip dunia perdagangan yang anda geluti, sebuah spirit
yang lahir dari pengalaman berhubungan dengan orang-orang sekitar anda, membuat
anda merasa memiliki dunia dengan segala pesonanya untuk mencapai kehidupan
lebih baik.
Sebelum petualangan
dimulai setelah ramalan orang Gipsy itu, Santiago dipertemukan dengan Raja
Misterius dari Saleem yang mengatakan kepadanya:
“Seluruh jagat raya akan senantiasa mendukungmu, jika engkau bersungguh-sungguh.” Bahasa yang sangat motifatif yang biasa anda dengar dari para motivator bukan? Tapi jangan terburu-buru mengatakan bahwa novel ini adalah buku motivasi dalam bentuk fiksi yang menarik. Sebab ini bukan cerita perjuangan dalam meraih kebahagiaan yang linear, seperti banyak didapatkan dalam buku-buku motivasi bisnis anda. Tetapi tentang takdir yang digambarkan sebagai Al Maktub. Sejauh apapun manusia menempuh sebuah perjalanan, akan ada takdir yang menentukan, bukan ujung dari takdir yang penting, tetapi kebahagiaan dalam menjalani takdir itu sendiri.
Suatu kali
Santiago bertemu dengan seorang pemilik toko kristal sebelum mencapai Piramida,
uangnya habis karena ditipu oleh seseorang yang menyarankannya membeli seekor
unta. Dalam toko itu Santiago bekerja sebagai pelayan dari majikan dan para
pelanggannya. Muncul berbagai dialog antitesa yang saling mengisi ruang kosong bagi keyakinan atas tujuan masing-masing: Santiago yang dinamis, dan pemilik toko kristal yang bekerja
selama bertahun-tahun di sebuah toko dan tempat yang sama.
Santiago
mengatakan, aku harus mencapai mimpiku mengejar harta karun dalam
Piramida-piramida itu, sementara pemilik toko kristal memiliki perspektif lain,
“Aku hanya akan membiarkan mimpiku terus hadir tanpa sekalipun harus
mencapainya, justru untuk mendapatkan gairah tanpa henti. Kau lihat,” katanya
kepada Santiago, “Tiap tahun para musyafir dari berbagai penjuru dunia
melewati toko ini untuk berhaji, padahal aku tahu mereka bukan orang kaya,
untuk mewujudkan impian sesungguhnya tak perlu dahulu menunggu uang terkumpul,
hanya diperlukan niat besar untuk pergi menjangkaunya. Dan kau perlu tahu,
karena tidak ada yang kuanggap cakap dan cukup dipercaya dalam menjaga
kristal-kristalku, aku hanya akan menyimpan mimpi berhaji tanpa harus
merealisasikannya.”
Hadirnya
Santiago membuat toko itu bertambah pelanggannya. Menurut sang majikan, itu karena Santiago
sangat rajin membersihkan kristal kristal pajangan untuk mengusir pikiran dan
hawa negatif penghuni dan tokonya. Pedagang kristal berhasil menjadi orang
sukses, tetapi tidak pernah merealisasikan impiannya untuk pergi berhaji, tokoh
ini sangat terpaku pada tempat yang telah didiaminya selama bertahun-tahun,
memerlukan sebuah perubahan cara pandang yang besar jika ia harus meninggalkan
toko kristalnya untuk waktu yang lama.
Pada kesempatan
lain, ketika hampir dekat menuju Piramida, Sang Alkemis dan Santiago tertangkap
oleh serdadu angkatan perang yang tengah bersengketa di gurun pasir, Sang
Alkemis memberikan uang yang dimiliki anak gembala itu kepada seorang kepala
suku. Santiago berkata kepada sang Alkemis, begitu mudahnya memberikan apa yang
telah aku kumpulkan dengan sulit. Sang Alkemis menjawab, “Kita sudah beruntung
mendapatkan keselamatan yang dapat ditukar dengan uang, dalam berbagai kesempatan
justru nyawa kita harus diserahkan tanpa bisa ditukar dengan apapun.”
In God We Trust
Setelah didapati
adanya berbagai antitesis itu, apa yang menarik dari buku Sang Alkemis ini?
antitesis yang tak pernah ada dalam buku-buku motivasi bisnis terhadap gairah
mengejar kebahagiaan dunia itu?
Pertama, pembaca marketer akan dihadapkan kepada
kenyataan tentang Al Maktub, sebuah kejadian berbeloknya haluan dari tujuan
yang dikehendaki pada mulanya. Ini adalah petualangan menafsirkan tanda-tanda
kehidupan, kenapa harus berbelok, dan apa arti kehadiran orang-orang yang ikut
ambil bagian dalam perubahan itu?
Kedua, pembaca
marketer akan dilatih menghayati, betapa kehidupan yang sedang dikejar itu
bukan hanya perkara dunia semata, kebahagiaan adalah menghayati kehidupan
dibalik yang ada, anda bisa menyebutnya In
God We Trust, tetapi terkadang anda tidak pernah mempersiapkan spirit ini
menghadapi keadaan paling sulit, In God
We Trust-nya Anda hanya dipersiapkan untuk mencapai kemenangan-kemenangan. Padahal
Tuhan ada di antara orang-orang yang kalah pula, kekalahan adalah ruang sunyi,
tempat kalian melakukan hibernasi menciptakan berbagai terobosan.
Ketiga, anda
akan merasakan betapa pentingnya relaksasi, gairah anda mengerjakan sesuatu
adalah menciptakan kegelisahan yang terkendali, semua sudah ada waktu dan
tempatnya. Jika target-target yang anda tentukan lama tak berhasil, nikmatilah
hari libur untuk menghayati kehadiran anda di dunia ini, fokuslah kepada hobi
anda, barangkali itulah yang akan menjadikan anda berguna di dunia ini.
Santiago tidak
mendapati harta karunnya di antara piramida-piramida, tapi menurutnya ia telah
menemukan banyak kebahagiaan bertemu dengan orang-orang yang membuatnya terus
bertahan dalam petualangan-petualangan.
Kimia
kebahagiaan –seperti judul sebuah kitab yang ditulis Al Ghazali- adalah sebuah
penerimaan terhadap kehendak dunia yang memiliki jiwa yang melebur dalam jiwa
anda, menjadi senyawa, antara yang makro dengan yang mikro, sehingga anda akan
mengetahui keinginan dunia, dan anda menjadi penunggangnya, bukan sebaliknya. Jika
demikian adanya anda akan menerima sebuah ramuan kehidupan yang dapat
menyembuhkan segala penyakit, anda akan melepaskan apa yang anda miliki hari
ini, dengan membayangkan di saat-saat anda terbaring di rumah sakit dan betapa
nilai uang tidak ada gunanya sama sekali dibanding kesehatan. Anda akan
mempererat kembali hubungan dengan keluarga di hari-hari libur, dan menilai
orang lebih dari sekedar nilai duniawi. Anda bukan hanya akan menjadi orang “kaya”
tetapi anda akan memiliki kebijaksanaan, seperti dilambangkan Coelho dengan
batu filsuf itu, menghadapi hidup tidak cukup dengan positifisme, tetapi dengan
pikiran-pikiran yang kompleks dalam proses yang tidak instan untuk mengenal
lebih dalam orang-orang yang bekerja sama dengan anda, yang memiliki keinginan
dan cara pandang berbeda, yang menciptakan keadaan berbeda-beda sepanjang
hidup, percayalah meski sebuah kejadian berulang, cara yang sama tak akan
selamanya bisa menyelesaikan persoalan.(*)
Cikarang, 11
Januari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar