Senin, 11 September 2017

Puisi

Yunus yang Tersisih
:Rohingya
Muhammad Taufan

Ombak, telah menyimpan gemuruh
Dari debar dada burung jalak yang berarak ke tenggara.
Perahu nelayan telah sesak.
Ikan-ikan warna warni mendorongnya
Ditiup palung samudera yang gelisah.
Anak gadis baru kawin, api membara
Di mata pemuda. Ia seperti Yunus yang tersisih.

Air mata, mencari jalan pada Sang Khalik
Adalah pemuda yang dibesarkan gunung gunung. Matahari yang di lahirkan bentang laut. Keberanian yang dibakar sunyi. Meski makin jauh, gadis yang baru kawin itu tak lepas pandang, ke pesisir. Kekasihnya telah menjelma api, ledakan, dan angin.

Bulan, senyap mengambang
Anak anak menangis. Bau darah dikirim ke geladak. Pemuda menatap langit dalam dalam, berlesatan cahya berwarna ke udara. Ia merasa benar benar telah mencintai kekasihnya.


Sukatani, 11 September 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar