Selasa, 16 April 2024

PUISI



Lukisan Pamela Dodds (2022)



Dermaga dan 

Ombak Basmalah

M. Taufan Musonip



Hari ini kami hanya ingin menikmati. Perbekalanmu yang kau kirim dalam kapal Basmalah. Ramadhan membuat kami baru memahami. Kami sekadar dermaga pasrah yang sepi dari ombak rahmatmu.

Esok barangkali orang-orang asing akan kembali datang. Menjejak kami, menuju pasar di negeri nun jauh. Selama bertahun-tahun kami sibuk melayani mereka. Bahkan kami tak sempat melihat terangnya lampu mercusuar yang menangkap gerakmu dari teluk-teluk yang tak henti dilayari.

Ombak yang Engkau giring melalui kapal Basmalahmu. Kini menepikan ikan-ikan. Anak kami girang menampungnya ke keranjang. 

Apakah tanpa ramadhan ikan-ikan ini tak datang bersama ombak?

Tanya mereka.

Lalu mereka mendengar indahnya lenguh suara menara pembakaran penggerak KapalMu. 


Engkau

Bagi Kuntowijoyo

M. Taufan Musonip



Wahai engkau yang gugurkan mimpi

Jadi merpati dan selembar tirai

Keluarlah, dari pintu rumah filsafatmu

Aku ingin berbincang tentang kehidupan sehari-hari


Wahai engkau yang setia menjaga pena

Menjadikan kebun-kebun laksana taman-taman

Ceritakanlah tentang matahari yang sinarnya merembes

Di pucuk-pucuk pohon dan di dada-dada kaum tani


Wahai engkau yang pandai menghayati aroma kopi

Menjadikan pahit mutiara Al Faqoh

Sampaikan lah tentang risalah Abu Yazid Bustami

Yang menyebarkan cahaya syafaat tuk musuh-musuhnya


Wahai engkau guru transendenku

Aku duduk dengan selembar kertas kosong

Menantimu, dalam jiwa emanen

Di ambang pintu filsafatmu yang mengajarkan rasa tenang



Bumi dan Api Karomat

Bagi Al Ustad Muhammad Taufik

M. Taufan Musonip


Api karomat yang memancar

Di antara gedung-gedung pencakar langit

Kau simpan di dadamu, tujuh indra

Yang melambang khazanah malakutmu


Engkau duduk di antara para proletar

Yang meminum perasan mawar Syech Mursyid

Sementara kau memeras pikirmu

Agar ilmumu dapat dimengerti bumi


Bumi dan api karomat di dadamu

Adalah kini yang kau terima lapang dada

Tak ada lagi embusan angin mistik dari pohonan tua

Yang ada pikiran-pikiran yang diperas menjadi keyakinan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar