Kamis, 13 Juli 2023

ESAI

Semua Hamba Berhak Menjadi Hamba Bertakwa

M. Taufan Musonip


Foto dari Salah Satu Web Luar Angkasa
Karya @oksana_korda

Semua hamba berhak menjadi hamba bertakwa, melalui dzikir atau melalui ilmu. Tapi kekasih Allah biasanya ahli dzikir, dzikir bisa mengingat Allah sepanjang waktu. Ilmu tidak, meskipun di dalam ilmu kita bisa berdzikir. 

Guru Mursyid itu sahabat kaum awam. Ia buku besar Pengetahuan dalam ahlak. Dipilih secara langitan. Semua orang punya tempat yang sama di sisi Allah, orang awam memilih dzikir yang ilmunya diajarkan Guru Mursyid secara rahasia untuk mengejar ketakwaan. 

Allah memilih orang bertakwa bukan orang berilmu menjadi kekasihnya. Semua orang punya kesempatan yang sama. Jalur sufi adalah jalur istimewa seperti tertulis dalam Tanwirul Qulub, orang awam menumpang kapal syariat Baginda Nabi Saw. (dengan nahkoda) Guru Mursyid, lautnya adalah tarekat, tujuannya adalah hakikat. Orang awam dalam bimbingan Guru Mursyid menjalankan syariat sungguh-sungguh. Karena makna tarekat itu, menjalankan secara sidqu yaitu merasa dilihat oleh yang menciptakan syariat, jika merasa dilihat maka seorang salik harus belajar banyak ilmu, artinya dengan bertarekat, ia didorong untuk mencari ilmu. Menguasai fiqih itu proses, sama halnya ketika ingin menguasai ilmu lain. Tak ada ilmu yang selesai dipelajari. Lebih baik ambil ilmu yang lengkap, yaitu tasawuf amali, sambil mengisi segmen ilmu di dalamnya. 

Dzikir Khofi

Tapi kalaupun tidak begitu, yakinlah amaliyah guru mursyid itu tak pernah menafikan ilmu. Solat rawatib yang banyak, akan menjaga solat fardhu, mendawamkan awrad dalam wirid akan membawa salik pada ilmu. Solat duduk dalam amaliyah TQN Suryalaya setelah solat fardhu itu menerangkan bahwa solat sunat itu boleh dilakukan dengan duduk atau berbaring hanya pahalanya tidak sepenuh solat berdiri. Itu ada dalam kitab Fathul Qorib.

Semua hamba berhak menjadi hamba bertakwa, melalui dzikir atau melalui ilmu. Tapi kekasih Allah biasanya ahli dzikir, dzikir bisa mengingat Allah sepanjang waktu. Ilmu tidak, meskipun di dalam ilmu kita bisa berdzikir. 

Guru Mursyid yang dekat dengan kaum awam biasanya adalah Guru Kamil Mukammil. Yang lahir ke dunia 100 tahun sekali. Ia akan menutupi kekurangan semua muridnya dengan berkah dan karomahnya. Jutaan orang awam dibimbing dimulai dengan talqin dzikirnya, jutaan muridnya mendawamkan dzikir khofi yang bisa kapan saja dilakukan tanpa mengganggu aktifitas atau pekerjaannya. Orang awam ini ada yang benar-benar menggantungkan kehambaannya pada dzikirnya, ada pula yang menggali ilmunya. 

Sufi tarekat kerap dianggap bodoh, Itu bukan di zaman sekarang saja. Imam Hambali pernah berpesan kepada anaknya Abdullah agar menjauhi kaum sufi karena terkenal kebodohannya itu. Tapi beliau tiba-tiba dihanyutkan Allah dalam pergaulan kaum sufi, wasiat kepada anaknya tiba-tiba ia ubah, 

"Anakku engkau harus (sering) duduk dengan kaum sufi mereka menambahkan banyak ilmu kepadaku, menambahkan kedekatan diri dengan Allah, rasa takut akan tertahannya rahmat, zuhud dalam dunia dan ketinggian semangat."

Sedangkan Imam Syafii berkata: seorang faqih harus benar-benar menguasai dan memahami ilmu kaum sufi agar mereka bisa memberinya manfaat ilmu yang tidak dia miliki. Maksudnya, seorang sufi itu ahli pengamal ilmu. 

Imam Ghazali sebagai pusat ilmu tasawuf pun mengamalkan ilmu tarekat. Silahkan dicari beliau terafiliasi dengan tarekat apa. Yang jelas budaya sufi tarekat, tidak membanggakan ketinggian ilmu, tapi menjadikan amaliyah sebagai tujuan ilmu dan makrifat kepada Allah. Sehingga ungkapan Al Ghazali sebelum wafat yang beredar dalam majelis kaum Wahabi yang mengatakan: "Haditsku dhoif dan maudhu," sambil memeluk hadits Riwayat Bukhari saat wafatnya diberi kesan pejoratif. Padahal Imam Ghazali tawadhu atas karya-karya besarnya. Kaum wahabi tahu istilah tawadhu, tapi amal mereka terhadap ilmu tersebut tidak terlaksana.

Meskipun para ahli hadits yang menelaah karya-karya imam Ghazali, mengatakan hadits-haditsnya bukan maudhu, tapi belum ditemukan isnadnya.

Tahalli

Dan psikososial kaum sufi itu ilmu hakikat, tanpa ilmu hakikat bagaimana kaum berilmu bisa berbaur dengan Masyarakat? 

Orang awam bisa menggunakan kapal lain untuk mengambil pijar ketakwaan selain tarekat, yaitu melalui jalur keilmuan yang lebih mudah ketimbang jalur keilmuan melalui Aswaja yang rasa-rasanya kita hidup seratus tahun pun tak akan bisa menyelesaikannya, yaitu melalui kapal besar Muhammadiyah yang menyediakan kitab-kitab putih terjemahan. 

Meski sulit semua orang berhak menjadi orang bertakwa. Kuncinya hanya satu tarekat maupun non tarekat, yaitu Takhali, kosongkan hatimu dari kepentingan duniawi, agar ilmu mudah meresapnya seperti air yang menyerap dalam gelondongan kayu. Takhali hanya ada dalam konsep Tasawuf amali dalam Muhammadiyah ada jargon: hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan Mencari hidup di Muhammadiyah.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar