Jumat, 09 Juni 2023

ESAI

Santap Malam Saat Manakib Menyehatkan

M. Taufan Musonip



Gambar diambil dari
Web Mark Smith Ceramics



"Sehat dan bugar itu baik, tapi kita tahu orang mati tak harus dalam keadaan sakit. 

 

Menjadi Ikhwan tarekat akan beresiko gagal diet. Itu karena ada jamuan makan malam dalam Manakib Syech Sulton Auliya Abdul Qodir Jaelani Qs. Pada Manakib yang diadakan di Pegaulan Kab. Bekasi, jamuan makan malam dihidangkan larut malam. Juga pada acara Khotaman di Rawa Lintah nasi uduk disuguhkan menjelang dini hari.

Jika salah satu ikhwan kelihatan tidak ikut makan maka akan ada yang menegur, sebagai orang yang menolak berkah. Wal hasil orang-orang yang masuk tarekat itu bertubuh tambun. Dan kerap dikatakan tidak mempunyai pola makan yang baik. Sudah dituduh ahli bid'ah juga dituduh orang yang tidak teratur. 


Manqobah

Baiklah kita awali pembahasan masalah jamuan makan malam dengan Manqobah Abah Anom Ra. yang saya dapati dari Ajengan Baban Ahmad Jihad (putra bungsu Abah Anom Ra.) Pernah bertanya kepada ayahandanya mengenai anjuran menyediakan makan saat Manakib:

Abah Anom (AN):"Heunteu Abah mah da teu pernah miwarang," 

Artinya, tidak Abah tidak pernah menyuruh (menyediakan makanan)

Ajengan Baban (AB):"Naha atuh, aya wae tuangeun sabot Manakib? 

Artinya, Kenapa kok selalu ada makanan setiap ada manakib.

Lalu keduanya terdiam, Ajengan Baban waktu itu keluar, memeriksa masakan untuk para tetamu dan masuk kembali ke kamar ayahandanya, lalu Abah Anom langsung berkata,

"Syukuran,"

Artinya, menyediakan makan itu adalah bentuk rasa syukur para pemangku Manakib.

Rasa syukur atas guyub ibadah antar ikhwan melalui makanan juga dipancari berkah karomah Guru Mursyid. Meski makanan yang dihidangkan malam hari. Keberkahan menyantap makanan sajian Guru Mursyid itu lebih sehat dari diet dan puasa sunah. 

Kenapa lebih sehat? Karena kita makan ditempat yang berkah, para guru dari alam ruh datang mendoakan makanan dan minuman yang disuguhkan. Sehatnya makanan yang disantap dalam Manakib melampaui sehatnya badan. Makanan dalam manakib menambah pengetahuan akan falsafah usia dan kesehatan. Diberi usia panjang alhamdulillah, tapi diberi keberkahan di dalamnya kita akan tahu nikmatnya beribadah. Sehat dan bugar itu baik, tapi kita tahu orang mati tak harus dalam keadaan sakit. 

Lari Cepat

Sakit bisa mengantarkan orang pada stasiun ruh, dan tidak semua orang yang berumur pendek itu tragik. Banyak orang soleh meninggal di usia muda karyanya banyak dan menjadi amal jariyah mereka. Abah Anom Ra. dan Abah Sepuh adalah contoh manusia arif billah berusia panjang nan berkah dalam umur dan kesehatannya. Mereka menyediakan makan para muridnya, esok paginya mereka berpuasa, pantang dengan makanan-makanan enak. Abah Sepuh Ra. (Syech Abdullah Mubarok Bin Nur Muhammad) merahasiahkan puasa sunnahnya, jika ada yang mengajak makan, ia makan setelah itu ia lanjutkan puasanya.

Muridnya menerima berkah dari makanan yang disuguhkan. Lebih baik makan larut malam dalam manakib daripada menghindari makan malam hanya karena ingin diet dan tidur di rumah. Dalam Buku Penyembuhan Cara Sufi, strategi makan disebutkan di dalamnya, dengan tidak terlalu banyak makan makanan dari padi-padian dan gandum. Kalau pun tidak ikut strategi makan seperti itu pun tak apa, Syech Chisytiyah hanya ingin mengatakan bahwa sufi tidak anti sains dan sebenarnya pengikut dari kalangan sainsnya pun banyak. Ambil setangkup nasi, kebahagiaan makan bersama setara dengan lari cepat 20km.*




Tidak ada komentar:

Posting Komentar